MA’RIFATULLAH
Pembahasan ini merupakan pembahasan yang wajib diketahui oleh setiap muslim,
sebagaimana wajibnya seorang muslim untuk mengenal Tuhannya, Allah Swt.
Pembahasan ini merupakan pengantar dari kajian Ilmu Tauhid (Ke-Esa-an Allah Swt.) dan
berdampingan dengan pembahasan mengenai Ma’rifatul Insan (mengenal manusia).
Diharapkan dengan menguasai kajian-kajian tersebut seorang hamba dapat lebih mengenal
dirinya sebagai hamba dan bagaimana seharusnya bersikap sebagai hamba, dan juga lebih
mengenal Tuhannya, Allah Swt., sehingga ia mengetahui bagaimana ia bersikap di
hadapan Tuhannya serta beribadah sesuai dengan apa yang dikehendaki Nya menurut apa
yang disukai Nya.
Sebagai contoh dari harapan pembahasan ini adalah mengenal (salah satu) Sifat Allah Swt.,
bahwa Ia Swt. adalah Maha Besar dan sebaliknya bahwa manusia penuh dengan
kelemahan. Setelah mengetahuinya diharapkan seorang hamba akan dapat merasakan
Kebesaran Allah Swt. dan merasakan kelemahan dirinya sehingga tidak ada lagi padanya
sifat sombong, merasa hebat, merasa besar, merasa paling benar dsb.
Begitu pula dengan memahami bahwa Allah Swt. adalah Sang Pemberi Rezeki misalnya,
maka diharapkan dapat menghilangkan pula sifat ketergantungan seorang hamba kepada
hamba yang lainnya dari sisi ekonomi yang menyebabkannya dapat terjajah baik secara
fisik, ideologi, pemikiran, sosial, politik atau yang lainnya.
I. LINGKUP PEMBAHASAN
Dalam materi (awal) Ma’rifatuLlah ini lingkup pembahasan dibatasi kepada pengertian
Rabb, di mana Allah Swt. adalah Rabb seru sekalian alam. Adapun pengertian Rabb adalah
Pencipta, Pemilik, Penguasa, Pengatur dan Pemberi Rezeki, di mana kita sebagai muslim
mengetahui dan meyakini permasalahan ini adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa
ditawar lagi.
Allah Swt. berfirman:
“Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah.“…” (Q. S. Ar
Ra’d (13) : 16)
“Allah menciptakan segala sesuatu…” (Az Zumar (39) : 62)
“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang
memberinya rizkinya…” (Q. S. Hud (11) : 6)
“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah:
"Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguhsungguh
akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan
terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.” (Q. S.
Al An’aam (6) : 12)
Pengertian Allah Swt. sebagai Rabb seru sekalian alam ini pun diakui oleh orang-orang
2
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
kafir jahiliyyah sebagaimana tertera dalam ayat:
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: ’Allah’,…” (Q. S. Az Zukhruf (43) : 87)
Bahkan iblis, makhluk yang telah dilaknat Allah Swt. seperti yang tertera dalam Al-Quran,
juga mengakui hal ini sebagaimana tertera dalam ayat berikut:
“…Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau
ciptakan dari tanah.” (Q. S. Al A’raaf (7) : 12)
Dari sini terlihat bagaimana sangat mengherankan jika kita melihat dalam kenyataan,
adanya orang yang tidak mengakui keberadaan Allah Swt. atau tidak mengakui Allah Swt.
sebagai Pencipta (na'uudzubiLlah). Karena seperti terlihat jelas dalam ayat di atas, bahkan
iblis pun mengakui bahwa Allah Swt. telah menciptakannya dari api. Dalam ayat tersebut
pun terlihat bagaimana iblis juga mengakui bahwa kelebihan yang dimilikinya merupakan
pemberian murni dari Allah Swt. (namun iblis menolak taat kepada Allah Swt. yang
menyebabkannya menjadi terlaknat – na’uudzubiLlah). Lalu dimanakan derajat orang yang
tidak mengakui eksistensi Allah Swt.? Sekali lagi: Na’uudzu biLlahi min dzaalik.
II. KEKUATAN DALIL
Eksistensi Allah Swt. sebagai Rabb seru sekalian alam ini dikuatkan oleh berbagai dalildalil
dan bukti-bukti yang kuat yang telah disiapkan Allah Swt. untuk manusia dalam
berbagai bentuk bagi orang-orang yang mau menggunakan akalnya dan menggunakan
petunjuk yang telah diberikan kepadanya.
a. Dalil Naqli (Al Quran dan As Sunnah)
Begitu banyak dalil dalam Al Quran yagn menyatakan bahwa Allah Swt. adalah Pencipta,
Pemelihara, Pengatur, Penguasa seluruh alam semesta seperti yang telah banyak
disebutkan di atas. Dalam firman Nya yang lain, bahkan Allah Swt. memperkuat
persaksiannya seperti terlihat dalam ayat:
Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia
menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya
dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al
Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan
yang lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah:
"Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas
diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". (Q. S. Al An’aam (6) : 19)
b. Dalil ‘Aqli (Rasio / akal)
Allah Swt. berfirman:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (Q. S. Ali ‘Imraan (3) :
190)
3
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
Begitu banyak bukti Kebesaran Allah Swt. yang dengan mudah akan kita dapati di
sekeliling kita, atau bahkan lebih dekat lagi, yaitu pada diri-diri kita. Bagaimana Allah
Swt. telah dengan sempurna menciptakan alam raya ini dengan sedemikian teraturnya,
sedemikian sempurnyanya yang semuanya tidak lain hanya menunjukkan Kebesaran Nya
semata.
Seorang cendekiawan Turki terkemuka, Harun Yahya, dalam salah satu karyanya
menerangkan bagaimana fakta penciptaan yang ada sangat menunjukkan keberadaan Sang
Pencipta, Allah Swt. Hal ini dapat dilihat dalam sebuah contoh kasus sederhana, di mana
beberapa makhluk tertentu (serangga, dari salah satu jenis lalat) memiliki kemampuan
untuk menyerupai makhluk lain yang dapat menakut-nakuti hewan pemangsa.
Dari contoh kasus kecil ini terlihat bagaimana seekor serangga kecil yang tidak memiliki
jaringan otak yang memadai untuk berpikir dapat melakukan sebuah aksi yang
menakjubkan dalam mengusir pemangsanya dengan menyerupai hewan lain yang ditakuti
oleh si pemangsa.
Pertanyaannya adalah: Riset seperti apakah yang sudah dilakukan si serangga tersebut
sehingga ia bisa mengetahui apa yang ditakuti lawannya dengan otaknya yang sedemikian
kecilnya? Berapa lama dia melakukan riset tersebut padahal kebanyakan serangga hanya
berumur beberapa minggu saja? Dari manakah ia mendapatkan data tentang hewan yang
ditakuti pemangsanya tadi? Dan jika semua itu telah didapat, bagaimanakah ia
mempersenjatai dirinya dan melengkapi dirinya dengan perangkat-perangkat yang dapat
membuatnya menyerupai hewan yang ditakuti pemangsa tadi (padahal perangkat tersebut
tidak lain adalah anggota tubuhnya sendiri yang telah dimilikinya sejak ia ada di muka
bumi ini)?
Sungguh, dalam setiap penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda Kebesaran Allah
Swt. bagi orang-orang yang berakal. Benarlah Allah Swt. dan Rasul Nya saw.
c. Dalil Fithrah (Bukti Fitrah)
Setiap fitrah manusia yang lurus akan mengakui keberadaan Rabbnya dan Rabb seru
sekalian alam, Allah Swt. Hal ini digambarkan oleh NabiyuLlah Ibrahim as. ketika dalam
‘masa pencarian’nya seperti terlihat dalam ayat berikut:
“Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata:
“Inilah Tuhanku”. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka
kepada yang tenggelam”. Kemudian tatkala melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah
Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya jika
Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang
sesat”. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini
yang lebih besar”, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: “Hai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan
bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orangorang
yang mempersekutukan Tuhan”.” (Q. S. Al An’aam (6) : 76 – 79)
Selain itu, jauh sebelum manusia diturunkan ke muka bumi, Allah Swt. telah mengambil
4
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
persaksian dari setiap jiwa untuk mengakui Allah Swt. sebagai rabbnya. Hal ini dapat
dilihat dalam Al-Quran pada ayat:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Q. S. Al A’raaf (7) : 172)
III. BUAH DARI MENGENAL ALLAH SWT.
Hasil yang diharapkan dari kita mengenal Allah Swt. adalah bertambahnya iman dan takwa
kita kepada Nya, yang semuanya tercermin dalam setiap betikan hati kita – baik dalam niat
ataupun yang lainnya, tutur kata kita dan tingkah laku serta amalan kita. Hal ini
menyebabkan kita dapat meraih manfaat-manfaat besar lainnya yang Allah Swt.
anugerahkan , baik di dunia maupun di akhirat.
1. Manfaat Di Dunia
a. Al-Hurriyah (Kebebasan) dan al-Amn (Keamanan)
Kebebasan bagi orang yang mengenal Allah Swt. didapatnya dengan bebasnya diri hamba
tersebut dari keterikatan dan ketundukan kepada selain Allah Swt. Dengan mengenal Allah
Swt. sebagai Pemberi Rezeki contohnya, dapat menjadikannya bebas dari sifat-sifat rendah
seperti tamak, keinginan memiliki yang bukan miliknya atau bebas dari keterjajahan dari
negara penghutang misalnya. Mereka pun merasa aman karena mengetahui bahwa Allah
Swt. adalah Pengatur segala sesuatu yang tidak akan terjadi sesuatu pun melainkan dengan
Kehendak Nya semata, sementara mereka merasakan jaminan perlindungan Nya
disebabkan keimanan mereka. Allah Swt. berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan
kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q. S. Al An’aam (6) : 82)
b. Ath-Thuma’niinah (Ketenangan)
Ketenangan ini merupakan anugerah Allah Swt. yang diberikan kepada siapa saja yang
dikehendaki Nya dari hamba-hamba Nya yang senantiasa berdzikir kepada Nya, di mana
hal ini tidak mungkin terjadi jika seorang hamba tidak mengenal Nya. Allah Swt.
berfirman:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(Q. S. Ar Ra’d (13) : 28)
c. Al-Baraakaat (Keberkahan)
Allah Swt. menjanjikan keberkahan ini bagi negeri-negeri yang penduduknya beriman dan
bertakwa dalam firman Nya:
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
5
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q. S. Al
A’raaf (7) : 96)
d. Al-Hayah ath-Thayyibah (Kehidupan yang Baik)
Allah Swt. berfirman:
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q. S. An Nahl (16 : 97)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik ra., dia berkata bahwa RasuluLlah saw.
bersabda: “Allah tidak menzhalimi suatu kebaikan bagi seorang mukmin. Kebaikan
itu diberikan kepadanya di dunia dan diberikan pula pahalanya di akhirat. Adapun
orang kafir, maka diberi makan di dunia karena aneka kebaikannya, sehingga
apabila dia telah tiba di akhirat, maka tiada satu kebaikan pun yang membuahkan
pahala.” (H. R. Muslim)
2. Manfaat Di Akhirat
a. Al-Jannah (Surga)
Selain manfaat di dunia, Allah Swt. juga menjanjikan tempat kembali yang baik bagi
orang-orang yang mengenal Nya sesuai yang dikehendaki Nya, serta beramal dengan
ilmunya dengan beribadah kepada Nya sesuai yang dikehendaki Nya dan disukai Nya.
Janji Allah Swt. ini termaktub dalam ayat:
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik,
ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi
debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di
dalamnya.” (Q. S. Yunus (10) : 25 – 26)
b. MardhatiLlah (Keridhaan Allah Swt.)
Allah Swt. berfirman tentang janji keridhaan Nya ini dalam ayat:
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q. S. Al Bayyinah (98) : 8)
Demikianlah, bahwa Ma’rifatuLlah (mengenal Allah Swt.) adalah sebuah ilmu yang wajib
difahami oleh setiap muslim yang dengannya (dan mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari) dapat menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan yang dijanjikan baik
di dunia maupun di akhirat kelak.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mengenal Nya sebagaimana Ia
Swt. menginginkan kita mengenal Nya. Hanya kepada Nya lah kita menyembah dan hanya
kepada Nya pulalah kita memohon pertolongan. Tiada daya dan kekuatan selain dari Nya
Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa.
6
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
PENTINGNYA MENGENAL ALLAH
Sesungguhnya mengenal Allah (ma'rifatullah) adalah suatu azas yang berdiri diatasnya
seluruh kehidupan ruhiyah. Dari sinilah kita mengenal para Nabi dan Rasul, mengenal
tugas dan sifatnya serta hajat manusia kepada risalahNYA, mengenal mu'jizat. Karamah
dan kitab-kitab samawi, mengenal malaikat, jin, ruh dan hari akhir.
Seseoarang yang mengenal Allah S.W.T., pasti ia tahu akan tujuan hidupnya, tujuan
mengapa ia diciptakan dan untuk apa ia berada di atas dunia ini. Oleh sebab itu ia tidak
akan tertipu oleh kemilaunya dunia, tidak akan terpedaya oleh harta benda dunia.
Sebaliknya seseorang yang tidak mengenal Allah, tentu ia akan terpedaya dan terpukau
oleh indahnya dunia (6:130), yang pada gilirannya ia habiskan umurnya untuk mencari
dunia, menikmatinya, layaknya seperti binatang saja (47:12).
(6:130)
Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan
kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan
kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi
atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi
atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
(47:12)
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mu'min dan beramal saleh ke dalam
jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenangsenang
(di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah
tempat tinggal mereka.
Seseorang yang mengenal Allah, akan merasakan kehidupan yang lapang
walaupun bagaimana keadaannya. Seandainya ia seorang miskin ia akan sabar,
sebab ia tahu bahwa dibalik kehidupan fana ini ada kehidupan baqa (abadi),
tempat kenikmatan, seandainya ia seorang kaya ia akan bersyukur, sebab harta
yang ada padanya sekarang ini, hanyalah titipan Illahi, yang diamanatkan
kepadanya.
Sabda Rasulullah:
Amat mengherankan terhadap urusan mukmin, semuanya baik, hal itu tidak terdapat
kecuali pada orang mukmin, bila ditimpa musibah ia sabar, dan bila diberi nikmat ia
bersyukur (HR Muslim).
Lain halnya seorang yang tidak mengenal Allah, ia akan merasakan kehidupan
kehidupan dunia ini sempit, bagaimanapun keadaannya (20:124).
7
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
(20:124)
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta".
Seorang yang mengenal Allah akan selalu mengharap ridhaNYA dalam setiap
perbuatannya, dalam perjalanan hidupnya, ia tidak akan berbuat sesuatu kecuali
bila hal itu diridhai oleh Allah S.W.T. Lain halnya dengan orang yang tidak
mengenal Allah, ia berbuat berdasarkan kemauan syahwat dan kehendak hawa
nafsunya. Jadilah hawa nafsunya Tuhan selain Allah, yang memerintah dan
melarangnya (25:43).
(25:43)
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,
8
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
HAL-HAL YANG MENGHALANGI MA’RIFATULLAH
Ada beberapa hal yang mengahalangi seseorang mengenal Allah, diantaranya :
1. Bersandnar kepada panca Indra (2:55, 4:153).
(2:55)
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami
melihat Allah dengan terang [50], karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu
menyaksikannya [51]".
[50] Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala.
[51] Karena permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan mereka,
sebab itu mereka disambar halilintar sebagai azab dari Tuhan.
(4:153)
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit.
Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata
: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena
kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi [374], sesudah datang kepada mereka bukti-bukti
yang nyata, lalu Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada
Musa keterangan yang nyata.
[374] Anak sapi itu dibuat mereka dari emas untuk disembah.
Mereka tidak beriman kepada Allah dengan dalil tidak melihat Allah, padahal
banyak hal yang tidak bisa mereka lihat tetapi mereka meyakini akan
keberadaannya seperti; gaya gravitasi bumu, arus listrik, akal pikiran, dan
sebagainya.
2. Kesombongan (7:146).
(7:146)
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan
yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku) [569], mereka
tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka
tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus
memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan
mereka selalu lalai dari padanya.
[569] Yang dimaksud dengan ayat-ayat di sini ialah: ayat-ayat Taurat, tanda-tanda kebesaran dan
kekuasaan Allah.
Kesombongan menghalangi mereka untuk mengenal Allah, walaupun telah
diperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Allah tetapi mereka tetap mengingkari
sehingga datang azab Allah.
3. Lengah (21:1-3).
9
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
(21:1)
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam
kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
(21:2)
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur'an pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka,
melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,
(21:3)
(lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan
mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu
menerima sihir itu [952], padahal kamu menyaksikannya?"
[952] Yang mereka maksud dengan sihir di sini ialah ayat-ayat Al Qur'an.
4. Bodoh (2:118).
(2:118)
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara
dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orang
yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.
5. Ragu-ragu (6:109 - 110).
(6:109)
Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang
kepada mereka sesuatu mu'jizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: "Sesungguhnya
mu'jizat-mu'jizat itu hanya berada di sisi Allah". Dan apakah yang memberitahukan kepadamu
bahwa apabila mu'jizat datang mereka tidak akan beriman [497].
[497] Maksudnya: orang-orang musyrikin bersumpah bahwa kalau datang mu'jizat, mereka akan
beriman, karena itu orang-orang muslimin berharap kepada Nabi agar Allah menurunkan mu'jizat
yang dimaksud. Allah menolak pengharapan kaum mu'minin dengan ayat ini.
(6:110)
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah
beriman kepadanya (Al Quraan) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang
dalam kesesatannya yang sangat.
6. Taqlid (5:104, 43:23).
(5:104)
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti
Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami
mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ?.
10
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
(43:23)
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu
negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami
mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut
jejak-jejak mereka".
Mudah-mudahan kita semua menyadari dan terhindar dari sifat-sifat yang dapat
menghalangi kita dalam mengenal Allah, amiin.
11
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
JALAN UNTUK MENGENAL ALAH
Ada dua jalan mengenal Allah S.W.T.:
Pertama : Mengenal Allah lewat Akal
Akal adalah salah satu sarana untuk mengenal Allah. Fungsi akal adalah untuk berpikir dan
merenung. Seseorang yang memperhatikan ayat-ayat Al Qur'an akan menemukan, bahwa
banyak sekali ayat-ayat Al Qur'an tersebut yang menggugah akal untuk berpikir dan
merenung, sehingga sampai pada hakekat kebenaran yang tidak diragukan lagi (13:3,
16:11, 27:52).
(13:3)
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai
padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan [765], Allah menutupkan
malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.
[765] Yang dimaksud "berpasang-pasangan", ialah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam,
besar kecil dan sebagainya.
(16:11)
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala
macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang memikirkan.
(27:52)
Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya
pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui.
Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya dan akan
memasukkan mereka ke dalam neraka jahanam kelak (7:179).
(7:179)
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Ayat-ayat Allah yang bisa kita saksikan ada dua macam:
1. Ayat Allah yang ada di alam ini (Ayat Kauniyah).
2. Ayat Allah yang ada di dalam Al Qur'an (Ayat Qur'aniyah).
Ayat Kauniyah
12
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
Sesungguhnya banyak sekali fenomena-fenomena yang terdapat di mayapada ini, yang
menunjukkan kebesaran Allah (2:164, 51:20,21, 3::190,191).
(2:164)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar
di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis
hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
(51:20)
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.
(51:21)
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
(3:190)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tandatanda
bagi orang-orang yang berakal,
(3:191)
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
• Fenomena Terjadinya Alam
Diantara sesuatu yang wajib diterima akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada, pasti ada
yang mengadakan, begitu juga alam semesta ini, tentu ada yang menjadikannya (52:35).
(52:35)
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?
• Fenomena Kehendak yang Tinggi
Kalau anda memperhatikan alam ini, anda akan menemukan bahwa alam ini sangat
tersusun dengan rapinya (teratur dengan keteraturan maupun ke-tidak teraturannya). Hal
ini menunjukkan bahwa di sana pasti ada kehendak agung yang bersumber dari dari Sang
Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (67:3). Kita ambil beberapa contoh: Seandainya
matahari hanya memberikan panasnya kepada bumi sebanyak setengah dari panasnya
sekarang, pastilah kita membeku karena kedinginan dan seandainya panasnya bertambah
setengah, pastilah kita telah menjadi abu dari dahulu. Seandainya malam lebih panjang
sepuluh kali dari malam sekarang ini, tentulah matahari pada musim panas akan membakar
seluruh tanaman pada siang hari, dan pada malam hari seluruh tumbuhan membeku.
(67:3)
13
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang?
• Fenomena Kehidupan
Bila anda perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi anda akan menemukan berbagai
macam jenis dan bentuknya, serta berbagai macam cara hidup dan berkembang biak
(24:25, 6:38).
(67:3)
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang?
(6:38)
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab [472],
kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
[472] sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib
semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. Dan ada pula yang menafsirkannya
dengan Al-Quraan dengan arti: dalam Al-Quraan itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukumhukum,
hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan
makhluk pada umumnya.
Semua itu menunjukkan bahwa di sana ada zat yang menciptakan, membentuk,
menentukan rezekinya dan meniupkan ruh kehidupan pada dirinya (29:20, 21:30).
(29:20)
Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia)
dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi [1148]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
[1148] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat
(21:30)
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Bagaimana pintarnya manusia, tentu dia tidak akan dapat membuat makhluk yang hidup
dari sesuatu yang belum ada. Allah S.W.T. menantang manusia untuk membuat seekor
lalat, jika mereka mampu (22:73,74, 46:4).
(22:73)
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka
bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat
14
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang
disembah.
(22:74)
Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi
Maha Perkasa.
(46:4)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepada-Ku
apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam
(penciptaan) langit? Bawalah kepada-Ku Kitab yang sebelum (Al Qur'an) ini atau peninggalan dari
pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar"
• Fenomena Petunjuk dan Ilham
Ketika kita mempelajari alam semesta ini kita akan melihat petunjuk yang sempurna, dari
yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya, bagaimana kita memberikan
argumentasi petunjuk ini? Bagaimana ia bisa terwujud? Bagaimana ia bisa langgeng?
Sesungguhnya di situ ada jawaban yang diberikan akal, yaitu adanya zat yang memberi
hidayah/petunjuk (20:50).
(20:50)
Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk
kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk [925].
[925] Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya
masing-masing.
Seorang bayi ketika dilahirkan ia menangis dan mencari putting susu ibunya. Siapa yang
mengajari bayi tersebut?
Seekor ayam betina ketika mengerami telurnya ia membolak-balikkan telurnya, agar zat
makanan Yang terdapat pada telur tersebut rata, dengan demikian telur tersebut dapat
menetas. Secara ilmiah akhirnya diketahui, bahwa embrio ayam yang sedang diproses
dalam telur itu mengalami pengendapan bahan makanan pada bagian bawah. Jika telur
tersebut tidak merata, dengan demikian ia tidak bisa menetas.
Siapa yang mengajarkan ayam untuk berbuat demikian?
Akal yang sehat akan berpendapat bahwa di sana pasti ada yang menberi hidayah/petunjuk,
dan Al Qur'an menerangkan bahwa zat yang memberi hidayah itu adalah ALLAH Yang
Menciptakan lalu memberi hidayah.
• Fenomena Pengabulan Do'a
Kita sering mendengar seseorang yang tertimpa suatu musibah yang membuat hatinya
hancur luluh, putus harapan, lalu ia berdo'a menghadap Allah S.W.T., tiba-tiba musibah itu
15
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
hilang. Kebahagiaanpun kembali, dan datanglah kemudahan setelah kesusahan. Siapa yang
mengabulkan do'a?
Sudah menjadi suatu logis, bila seseorang menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan
berdo'a. Firman Allah (17:67, 10:22,23 6:63,64). Siapa yang mengabulkan do'a?
(17:67)
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka
tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak
berterima kasih.
(10:22)
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila
kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya
dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila)
gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya),
maka mereka berdo'a kepada Allah dengan mengikhlaskan keta'atan kepada-Nya semata-mata. (Mereka
berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk
orang-orang yang bersyukur".
(10:23)
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa
(alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri;
(hasil kezalimanmu) itu hanyalah keni'matan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu
Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(6:63)
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu
berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya
jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"".
(6:64)
Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian
kamu kembali mempersekutukan-Nya."
Fenomena-fenomena yang menunjukkan atas adanya Allah sangat banyak sekali, barang
siapa yang menginginkan tambahan hendaklah membaca alam yang maha luas ini, dan
memperhatikan penciptaan langit, bumi dan manusia, pastilah ia akan menemukan dalil
dan bukti yang jelas akan adanya Allah S.W.T. (41:53).
(41:53)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada
diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
Ayat Qur'aniyah
16
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
Ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al Qur'an berupa ajaran-ajaran konsep hidup,
peraturan yang lengkap adalah merupakan mu'jizat yang riil yang menunjukkan akan
adanya Allah S.W.T. Mu'jizat itu terdapat pada:
1. Keindahan penyampaiannya, ketinggian bahasanya, dan kerapian susunan ayatayatnya,
yang sampai sekarang tak satupun diantara manusia yang mampu dan
sanggup menandinginya atau membuat walaupun satu ayat. Al Qur'an menantang
siapa yang sanggup mendatangkan satu surat ataupun satu ayat yang semisalnya
(2:23, 10:38, 11, 13, dan 17:88).
(2:23)
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah [31] satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
[31] Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Qur'an itu
tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia
merupakan mu'jizat Nabi Muhammad s.a.w.
(10:38)
Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar
yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah
siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang
benar."
(10:10)
Do'a [671] mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma" [672], dan salam penghormatan
mereka ialah: "Salam" [673]. Dan penutup do'a mereka ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin
[674].
[671] Maksudnya: puja dan puji mereka kepada Allah.
[672] Artinya: Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami.
[673] Artinya: sejahtera dari segala bencana
[674] Artinya: segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
(10:11)
Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk
menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang
tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka.
2. Pemberitahuan Al Qur'an tentang hal ikhwal umat yang lampau. Tentang hal
ikhwal kaum Aad, Tsamud, kaum Nabi Luth, tentang Maryam, Nabi Isa dan lain
sebagainya (9:70, 14:9, 50:12 - 14). Semua itu datang lewat lisan seorang yang
Ummi tidak bisa membaca dan menulis, tidak pernah belajar kepada seorang guru,
serta tidak hidup di tengah masyarakat berilmu atau di lingkungan ahli kitab
(29:48). Semua ini menunjukkan bahwa Al Qur'an datang dari Allah S.W.T.
17
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
(9:70)
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu)
kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah?
[649]. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka
Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri.
[649] 'Aad adalah kaum Nabi Hud, Tsamud ialah kaum Nabi Shaleh; penduduk Madyan ialah kaum
Nabi Syu'aib, dan penduduk negeri yang telah musnah adalah kaum Nabi Luth a.s.
(14:9)
Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan
orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang rasulrasul
kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya ke
mulutnya (karena kebencian), dan berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu
disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keraguraguan
yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya".
(50:12)
Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass [1413] dan Tsamud,
[1413] Lihat not 1069
[1069] "Rass" adalah telaga yang sudah kering airnya. Kemudian dijadikan nama suatu kaum,
yaitu kaum Rass. Mereka menyembah patung, lalu Allah mengutus Nabi Syuaib a.s. kepada mereka.
(50:13)
dan kaum Aad, kaum Fir'aun dan kaum Luth,
(50:14)
dan penduduk Aikah serta kaum Tubba' semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka sudah
semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan.
(29:48)
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Qur'an) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak
(pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan
menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).
3. Pemberitahuan Al Qur'an tentang kejadian-kejadian yang akan datang yang terjadi,
persis seperti yang dikatakan Al Qur'an:
a. Pemberitahuan Al Qur'an tentang kekalahan bangsa Persia ata bangsa Romawi
(30:2 - 4).
(30:2)
Telah dikalahkan bangsa Rumawi [1162],
18
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
[1162] Maksudnya: Rumawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.
(30:3)
di negeri yang terdekat [1163] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang [1164]
[1163] Maksudnya: terdekat ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan
kerajaan Rumawi Timur.
[1164] Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci
sedang Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua
bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa
Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang
musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan
ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat
kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun
sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang
demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al
Qur'an sebagai firman Allah.
(30:4)
dalam beberapa tahun lagi [1165]. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).
Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
[1165] Ialah antara tiga sampai sembilan tahun. Waktu antara kekalahan bangsa Rumawi (tahun
614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.
b. Janji Allah kepada kaum Muslimin untuk menjadikan mereka pemimpin (khalifah)
di muka bumi sebagaimana umat sebelumnya (24:55). Dan janji Allah itu betulbetul
terjadi. Pada masa Nabi S.A.W., kaum muslimin telah menguasai jazirah
Arab. Pada masa shahabat, mereka telah menguasai sampai di Persia. Kemudian
menguasai Romawi di Syam, Mesir dan sekitarnya.
(24:55)
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amalamal
yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa
yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
c. Janji Allah kepada kaum mukminin dengan kemenangan pada perang badar (8:7).
(8:7)
Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang
kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai
kekekuatan senjatalah [597] yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang
benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,
[597] Maksudnya kafilah Abu Sofyan yang membawa dagangan dari Siria. Sedangkan kelompok
yang datang dari Mekkah dibawah pimpinan Utbah bin Rabi'ah bersama Abu Jahal.
19
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
d. Janji Allah kepada RasulNya, Muhammad S.A.W., bahwa ia akan memasuki
Masjidil Haram (48:27).
(48:27)
Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan
sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah
dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak
merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum
itu kemenangan yang dekat [1406].
[1406] Selang beberapa lama sebelum terjadi "Perdamaian Hudaibiyah" Nabi Muhammad s.a.w.
bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram
dalam keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi bergunting. Nabi
mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. Kemudian berita ini tersiar di kalangan
kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi perdamaian
Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak sampai memasuki Mekah maka orang-orang
munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi Nabi yang dikatakan beliau pasti
akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi
itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. Dan sebelum itu dalam waktu yang
dekat Nabi akan menaklukkan kota Khaibar. Andaikata pada tahun terjadinya Perdamaian
Hudaibiyah itu kaum muslim memasuki kota Mekah, maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang
yang menyembunyikan imannya yang berada dalam kota Mekah waktu itu.
e. Pemberitahuan Al Qur'an bahwa Abu Lahab akan mati dalam keadaan musyrik
(111:1 - 5).
(111:1)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa [1608].
[1608] Yang dimaksud dengan "kedua tangan Abu Lahab" ialah Abu Lahab sendiri.
(111:2)
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
(111:3)
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
(111:4)
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar [1609].
[1609] "Pembawa kayu bakar" dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah.
Isteri Abu Lahab disebut pembawa kayu bakar karena dia selalu menyebar-nyebarkan
fitnah untuk memburuk-burukkan nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim.
(111:5)
Yang di lehernya ada tali dari sabut.
20
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
Semua hal tersebut di atas terjadi sebagaimana dikatakan dalam Al Qur'an Al
karim.
1. Penemuan ilmiah, yang tidak mungkin akan ditemukan oleh seseorang yang Ummi,
yang tak pernah sekolah, tidak bisa baca-tulis.
a. Pemberitahuan Al Qur'an bahwa mulanya bumi dan langit itu satu, kemudian bumi
terpisah dari langit (21:30).
(21:30)
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
b. Tentang asal kejadian manusia (22:5).
(22:5)
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu
ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
c. Pemberitahuan Al Qur'an bahwa sumber rasa adalah urat syaraf yang terletak di
bawah kulit (4:56).
(4:56)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka
ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
d. Pemberitahuan Al Qur'an tentang hampa udara bila manusia semakin tinggi ke
angkasa (6:125).
(6:125)
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya [503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang
mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
[503] lihat not 34.
[34] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau
memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau
21
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu
menjadi sesat.
e. Pemberitahuan Al Qur'an bahwa bumi ini bundar (39:5).
(39:5)
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam
atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.
Ini sebagian penemuan-penemuan ilmiah yang tertera dalam Al Qur'an, yang
dibuktikan kebenarannya oleh sains dan teknologi modern. Ini sebagai bukti
kebenaran Al Qur'an dan bukti bahwa dari Alah S.W.T. semata.
1. Syari'at dan peraturan yang terkandung dalam Al Qur'an: Ini bisa kita lihat dari
beberapa segi:
a. Kelengkapan peraturan tersebut (Syumul). Tidak ada satu amal perbuatanpun dari
yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya kecuali Islam telah
menerangkan hukum dan caranya (6:38, 16:89).
(6:38)
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab
[472], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
[472] sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa
nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. Dan ada pula yang
menafsirkannya dengan Al-Quraan dengan arti: dalam Al-Quraan itu telah ada pokok-pokok
agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di
dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.
(16:89)
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka
dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat
manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
b. Kesesuaian disegala zaman dan tempat. Sebab Al Qur'an diturunkan sebagai
petunjuk bagi seluruh manusia sampai hari kiamat (21:107, 34:28, 7:158).
(21:107)
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
(34:28)
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
22
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
(7:158)
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah
Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
c. Kekal sampai hari kiamat. Syari'at Islam adalah syari'at yang kekal sampai hari
kiamat (15:9).
(15:9)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benarbenar
memeliharanya [793].
[793] Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Qur'an selamalamanya.
Semua yang tersebut di atas berupa ayat-ayat Allah, baik yang terdapat dalam Al Qur'an
(4:82) atau yang terdapat dalam alam semesta (41:53), ini menunjukkan keberadaan Allah
S.W.T. Yang Maha Mencipta, Maha Mengetahui dan menunjukkan kebenaran Islam.
(4:82)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
(41:53)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada
diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
Kedua : Mengenal Allah lewat Memahami Asmaaul Husna
Cara kedua untuk mengenal Allah adalah dengan memahami Asma Allah yang baik
(Asmaaul Husna).
1. Allah sebagai Rabb. Diantara ciri-ciri khusus dari kerububiyahanNya adalah:
a. Dia sebagai Pencipta segala sesuatu (40:62, 6:102).
(40:62)
Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?
(6:102)
23
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia;
Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
b. Yang Memberi Rezki (35:3, 11:6).
(35:3)
Hai manusia, ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat
memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka
mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan) ?
(11:6)
Dan tidak ada suatu binatang melata [709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya [710].
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
[709] Yang dimaksud "binatang melata" di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[710] Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan "tempat berdiam" di sini ialah dunia dan
"tempat penyimpanan" ialah akhirat. Dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud "tempat
berdiam" ialah tulang sulbi dan "tempat penyimpanan" ialah rahim.
c. Yang Memiliki (2:284).
(2:284)
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu
melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan
membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
d. Yang Memberi Mamfaat dan Bahaya (6:17).
(6:17)
Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka
Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
e. Yang Menghidupkan dan Mematikan (30:40).
(30:40)
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian
menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat
berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan.
f. Yang Mengatur Alam Semesta ini.
2. Allah sebagai Penguasa Raya (114:2). Diantara ciri khas yang dimiliki oleh
penguasa adalah:
24
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
(114:2)
Raja manusia.
a. Dia sebagai Pelindung (5:55, 2:257).
(5:55)
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
(2:257)
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran)
kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang
mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
b. Dia sebagai Penentu Hukum (6:57, 12:40, 5:114).
(6:57)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quraan) dari Tuhanku [479],
sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan
kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya
dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik".
[479] Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya.
(12:40)
Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang namanama
itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak
menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(6:114)
Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan
kitab (Al Quraan) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab
kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quraan itu diturunkan dari Tuhanmu dengan
sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.
c. Yang Hendak Memerintah dan Melarang (7:54).
(7:54)
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy [548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha
Suci Allah, Tuhan semesta alam.
25
Materi Ma’rifatullah
Youth Islamic Study Club
[548] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan
kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
d. Yang Menentukan Undang-undang atau Peraturan (42:21).
(42:21)
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka
agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah)
tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan
memperoleh azab yang amat pedih.
e. Yang Ditaati (3:132, 3:32).
(3:132)
Dan ta'atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.
(3:32)
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
2. Allah sebagai Illah (114:3).
(114:3)
Sembahan manusia.
Diantara sifat-sifat khusus bagi Ilah adalah:
Dia Sebagai Zat Yang Wajib Disembah (20: 14).
(20:14)
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Dengan mengenal sifat-sifat Allah S.W.T. dan Nama-namaNya Yang Mulia (Asmaaul
Husna), kita akan mengatahui, mengenal Allah S.W.T.
Sabtu, 15 Mei 2010
Sabtu, 13 Maret 2010
ROKOK HARAM
dakwatuna.com – Jakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan fatwa baru mengenai hukum merokok. PP Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid telah berkesimpulan bahwa aktivitas merokok hukumnya adalah haram.
“Setelah mendengar masukan dari berbagai pihak, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan, Majelis Tarjih dan Tajdid mengeluarkan amar putusan bahwa merokok haram hukumnya, ” ujar Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih Dr Yunahar Ilyas saat dihubungi wartawan, Selasa (9/3/2010).
Sebelumnya PP Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa mubah bagi perokok. Namun setelah ditelaah dan dikaji lebih lanjut, ternyata mudharatnya lebih banyak dibandingkan manfaatnya maka dikeluarkanlah fatwa haram merokok.
“Muhammadiyah pernah mengeluarkan fatwa mubah, setelah kita pelajari lagi dengan narasumber dari pihak kesehatan dan ekonomi, kita bahas kembali dan kita simpulkan merokok itu haram,” imbuhnya.
Menurut Yunahar, fatwa haram merokok diputuskan di dalam rapat Majelis Tarjih dan Tajdid yang dilakukan pada 8 Maret 2010 di Yogyakarta. Dalam rapat itu juga dibahas mengenai dampaknya kepada para petani tembakau.
“Kita juga siapkan program untuk membimbing petani tembakau agar beralih ke lahan usaha yang lainnya,”jelasnya.
PP Muhammadiyah juga siap jika nantinya akan ada pertentangan dari para petani tembakau dan perusahaan produsen rokok. PP Muhammadiyah akan terus mensosialisasikan fatwa haram merokok tersebut.
“Kita sosialisasi ke dalam dulu, nanti misalkan di rumah sakit, di tempat umum dan juga di kampus-kampus. Sebagian sudah melaksanakan kawasan bebas rokok,” ungkapnya. (mpr/nrl/detik)
“Setelah mendengar masukan dari berbagai pihak, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan, Majelis Tarjih dan Tajdid mengeluarkan amar putusan bahwa merokok haram hukumnya, ” ujar Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih Dr Yunahar Ilyas saat dihubungi wartawan, Selasa (9/3/2010).
Sebelumnya PP Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa mubah bagi perokok. Namun setelah ditelaah dan dikaji lebih lanjut, ternyata mudharatnya lebih banyak dibandingkan manfaatnya maka dikeluarkanlah fatwa haram merokok.
“Muhammadiyah pernah mengeluarkan fatwa mubah, setelah kita pelajari lagi dengan narasumber dari pihak kesehatan dan ekonomi, kita bahas kembali dan kita simpulkan merokok itu haram,” imbuhnya.
Menurut Yunahar, fatwa haram merokok diputuskan di dalam rapat Majelis Tarjih dan Tajdid yang dilakukan pada 8 Maret 2010 di Yogyakarta. Dalam rapat itu juga dibahas mengenai dampaknya kepada para petani tembakau.
“Kita juga siapkan program untuk membimbing petani tembakau agar beralih ke lahan usaha yang lainnya,”jelasnya.
PP Muhammadiyah juga siap jika nantinya akan ada pertentangan dari para petani tembakau dan perusahaan produsen rokok. PP Muhammadiyah akan terus mensosialisasikan fatwa haram merokok tersebut.
“Kita sosialisasi ke dalam dulu, nanti misalkan di rumah sakit, di tempat umum dan juga di kampus-kampus. Sebagian sudah melaksanakan kawasan bebas rokok,” ungkapnya. (mpr/nrl/detik)
RANCANGAN MAHASISWA
RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK KONSENTRAT (PAKAN) LELE GUNAMENINGKATKAN USAHA PETANI LELE RAJA IWAK DI DESA TANGGUNGKABUPATEN TULUNGAGUNG
BY: Agus Susanto, Novi Cahyono, Achmad Aminuddin, Ahmad Tamami, Ari Dwijanto
ABSTRAK
Usaha lele konsumsi mempunyai prospek besar dalam dunia bisnis karena kebutuhan lele di dalam negeri terus mengalami peningkatan sejalan dengan semakin populernya lele sebagai hidangan. Desa Tanggung merupakan salah satu daerah penghasil ikan lele dalam skala kecil sampai menengah. Di desa ini terdapat kurang lebih 25 petani lele yang mempunyai matapencaharian membudidayakan lele. Namum usaha tersebut dapat perlahan-lahan sirna karena masalah pakan yang harus diberikan pada lele berupa konsenrat (pakan) dari pabrik harganya terus meningkat. Hal ini bisa ditutupi dengan mencetak pakan sendiri dengan memanfaatkan bahan yang tersedia disekitar lingkungan petani yang masih berserakan. Maka dari itu perlu sebuah mesin ringan, efisien, murah dan berkualitas sehingga menguntungkan para petani lele.
Pelaksanaan program pembuatan mesin ini dimulai dari mengetahui fenomena dan obsevasi untuk menemukan data tentang kendala yang dialami petani lele. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kegiatan program yang dilaksanakan maka perlu dilakukan studi pendahuluan. Sehingga menemukan rumusan masalah yang nantinya akan dibahas sesuai dengan kaidah ilmu. Setelah rumusan masalah terperinci maka perlu mengkaji teori pada literatur sesuai dengan masalah tersebut. Langkah terakhir adalah penyuluhan yang ditujukan pada petani lele dan perangkat desa. Penyuluhan berfungsi untuk menjelaskan tentang sistem kerja mesin, cara perawatan, perbaikan jika mesin mengalami kerusakan, dan peran mesin dalam meningkatkan usaha lele.
Bahan pakan ikan dapat digolongkan menjadi dua yaitu bahan yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutannya, seperti; jagung, dedak bekatul, bungkil kedelai, gaplek, tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil sawit, daun lamtoro, bolus rumen, limbah nanas dan bahan yang berasal dari hewan dan ikutannya, seperti; tepung ikan, tepung tulang, tepung daging bekicot, tepung cacing, tepung bulu ayam serta tepung darah ternak. Untuk meramu konsentrat, langkah-langkah yang dilakukan adalah; pengadaan bahan, seleksi bahan, analisis nutrisi dan proses pengolahan makanan ikan yaitu pencampuran, pengolahan bentuk pellet, pengeringan dan pengemasan. Perhitungan pada komponen mesin meliputi perhitungan daya motor, screw conveyor, poros (shaft), pasak, bantalan (bearing), puli (pulley), dan sabuk (belt).
Kata Kunci: Lele, Konsentrat, Bahan, Meramu Pakan, Komponen Mesin
PENDAHULUAN
Usaha lele konsumsi mempunyai prospek cukup besar dalam dunia bisnis, sebab kebutuhan lele terus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya permintaan lele dalam Negeri, misalnya di Yoyakarta kurang lebih 6-7 ton/hari lele yang sebagian besar disuplai dari luar daerah habis dikonsumsi oleh masyarakat setempat (www.kompas.com). Di Jabodetabek, terdapat sekitar 5000 anggota pengusaha warung tenda memerlukan sekitar 40 ton/hari lele untuk memenuhi permintaan masyarakat (Nugroho. E, 2007).
Kepopuleran lele tidak hanya terbatas didalam negeri. Menurut Warta Pasar Ikan 2006, dalam Nugroho, Estu, 2007, di Melbourne, masyarakat Indonesia penggemar lele mulai memperkenalkan komoditas tersebut pada masyarakat setempat. Negara Vietnam sudah menjadikan lele sebagai komoditas eksport dengan tujuan Negara-negara di Eropa dan USA (www.dkp.go.id/content.com), oleh karena itu lele di Indonesia juga dapat menjadi komoditas eksport.
Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu daerah penghasil lele skala kecil sampai menengah. Di desa ini terdapat kurang lebih 25 petani lele. Menurut hasil survei pada bulan Pebruari 2007, pada saat panen dapat menghasilkan 1-1,5 ton lele/kolam dengan kapasitas kolam 20.000 ekor. Hal ini merupakan prospek bisnis yang cerah dan menjanjikan bagi petani lele karena melihat panen yang jumlahnya cukup banyak.
Namum usaha tersebut dapat perlahan-lahan sirna karena kendala-kendala yang harus dihadapi, salah satunya adalah masalah pakan yang harus diberikan pada lele. Pakan dari pabrik harganya terus meningkat sedangkan harga jual lele di pasaran selalu labil. Hasil observasi pada bulan Pebruari 2007 pada saat petani lele Raja Iwak panen, harga lele hanya Rp 5.700,-/Kg, sedangkan harga konsentrat pabrikan berkisar antara Rp 140.000-180.000,-/zak, sehingga secara keseluruhan perhitungan, petani tersebut mengalami kerugian sebesar Rp 5.00.000,-.
Masalah pakan dalam budidaya lele sepertinya belum menjadi perhatian khusus oleh peteni lele. Padahal pakan merupakan kebutuhan pokok pada budidaya lele yang dilakukan secara intensif. Pakan ikan buatan pabrik yang telah beredar dikalangan petani lele, umumnya harga yang ditawarkan relatif lebih mahal dibandingkan dengan pakan buatan sendiri atau pakan alami.
Komponen bahan baku sebenarnya cukup tersedia di daerah pengembangan ikan, oleh karena itu pembuatan pakan ikan sendiri merupakan alternatif, demi menekan biaya operasional dalam kaitannya dengan pakan. Dari asalnya, bahan makanan untuk ikan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: bahan makanan ikan yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutanya, seperti jagung, dedak bekatul, bungkil kedelai, gaplek dan tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil sawit, daun lamtoro, bolus rumen, limbah nanas, dan bahan makanan yang berasal dari hewan dan ikutannya, seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung daging bekicot, tepung cacing, tepung bulu ayam serta tepung darah ternak (Murtidjo, Agus. B, 2007).
Hal ini penting untuk diketahui oleh petani lele, karena disamping untuk menekan biaya juga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas panen lele sebab paduan bahan dasar dapat diatur sesuai dengan tingkat gizi yang diperlukan oleh ikan. Untuk membuat konsentrat memerlukan mesin yang berkualitas tetapi murah dan efisien karena kebanyakan petani lele ini terkategori ekonomi lemah. Mesin yang baik adalah mesin yang dirancang dengan perhitungan secara tepat disetiap komponen mesin. Pada mesin pencetak konsentrat ini komponen utama yang dirancang adalah ulir pendorong (screw conveyor), poros (shaft), puli (pulley), pasak (spline) sabuk (belt) dan bantalan (bearing) yang digunakan serta mempertimbangkan faktor ekonomi.
Ulir Pendorong (Screw Conveyor)
Screw conveyor merupakan elemen mesin yang berfungsi sebagai pendorong bahan baku konsentrat ke plat cetakan, sehingga bahan baku yang berbentuk adonan dapat terdorong keluar membentuk crambles (silinder 3 x 6 mm). Perencanaan dan perhitungan screw paling utama adalah putaran (n3) yang diperlukan untuk mendesak keluar bahan baku konsentrat, tegangan longitudinal (τ1), tegangan circumferiential (τc) pada tabung screw conveyor. Secara umum putaran screw (n3) dirumuskan sebagai berikut;
(rpm) (Spivakosvky dalam Mustofa, A.H, 2002)
Tegangan longitudinal (τ1);
(Kg/mm2) (Khurmi, 1992: 178)
Tegangan circumferiential (τc);
(Kg/mm2) (Khurmi, 1992: 176)
Dimana; Q= kapasitas material (0,1 Ton/jam), Ds= diameter screw (200 mm), S= pith (160 mm), η= efisiensi pemusatan beban untuk aliran lambat (0,125), wm= massa jenis konsentrat dalam 1 putaran (15 gr), C= faktor pengambilan sudut efisiensi (5o atau bernilai 0,9), Ps= tekanan dalam rumah screw (2,8.10-2 Kg/mm2), dt diameter tabung screw (202 mm), t = tebal rumah screw (4 mm).
Poros (Shaft)
Poros merupakan batang logam yang memiliki penampang berupa silinder yang digunakan untuk meneruskan putaran dan daya serta sebagai sarana pendukung. Perencanaan dan perhitungan poros paling utama adalah diameter (Ds). Secara umum diameter (Ds) dirumuskan sebagai berikut;
(Sularso, 2004: 18)
Dimana; Km= faktor koreksi momen lentur (1,5), τG= tegangan geser bahan (8 Kg/mm2), M= momen lentur (3427,883 Kg.mm), Kt= faktor koreksi momen torsi (1,5), T= Torsi (421,69Kg.mm).
Pasak (Spline)
Pasak adalah elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling dan sebagainya pada poros (Sularso, 2004). Fungsi pasak dalam perancangan mesin adalah untuk menghubungkan antara dua elemen mesin (umumnya poros dan naf), sehingga terjadi pengaluran momen antara dua komponen tersebut. Perencanaan dan perhitungan pasak paling utama adalah tekanan permukaan pasak (P) yang diperlukan. Secara umum tekanan permukaan pada pasak (P) dirumuskan sebagai berikut;
, dimana; Ft = gaya tangensial pasak (188,648 Kg), l= panjang pasak (24 mm), tl= alur pasak (5 mm).
Puli (Pulley)
Puli adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai tempat dudukan sabuk untuk memindahkan daya dan putaran. Diameter puli digunakan untuk alur sabuk, sedangkan diameter dalamnya digunakan untuk pemasangan pada poros. Puli yang digunakan untuk penggerak memiliki dua macam yaitu; puli datar (flat pulley), dan puli mahkota (pulley-V). Puli yang digunakan pada perencanaan mesin pencetak konsentrat ini adalah puli mahkota karena pada mesin ini berputar cepat sehingga membutuhkan kekuatan cengkram yang tinggi.
Perencanaan dan perhitungan puli paling utama adalah diameter puli (Dm), lebar permukaan puli (B) dan volume puli (vp). Secara umum diameter puli (Dm) dirumuskan sebagai berikut;
(Sularso. 2004: 166)
Lebar permukaan puli (B);
B = (N-1) . e + 2 . f (Dobrovolsky, 1974: 254)
Volume puli (Vp)
(Dobrovolsky, 1974: 254)
Dimana; D1= diameter puli yang digerakan (mm), D2= diameter penggerak (mm), n1 = putaran puli penggerak (rpm), n2 = putaran puli yang digerakan (rpm), N = jumlah sabuk penghubung (1), e = ketetapan penampang sabuk (15mm), f = ketetapan penampang sabuk (10 mm),= diameter luar puli.
Sabuk (Belt)
Sabuk merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dengan putaran dari motor melalui puli satu dengan yang lain. Sabuk terdiri-dari; Sabuk rata, sabuk dengan gigi, sabuk-V. Sabuk yang di gunakan pada perencanaan mesin pencetak konsentrat ini adalah jenis sabuk-V (V-belt) karena memiliki kelebihan antara lain; dapat terjadi slip apabila terjadi beban berlebih (over load) sehingga tidak mudah menyebabkan kerusakan pada motor, dapat meredam goncangan atau getaran pada mesin, dan dapat dipergunakan untuk memutar poros yang digerakkan dalam dua arah tanpa mengubah kedudukan motor penggerak. Perencanaan dan perhitungan sabuk paling utama adalah panjang sabuk (L). Secara umum diameter puli (L) dirumuskan sebagai berikut;
(Sularso, 2004: 170)
Dimana; C1= jarak sumbu poros antar puli direncanakan (mm), Dp= diameter puli besar, dp= diameter puli kecil.
Bantalan (Bearing)
Bantalan adalah sebuah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan memiliki umur yang panjang. Penggolongan bantalan secara garis besar menurut Sularso (2004) antara lain; a) berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, terdiri-dari bantalan linear, bantalan gelinding, b) berdasarkan arah beban terhadap poros, terdiri-dari bantalan radial, bantalan aksial, bantalan gelinding khusus. Bantalan yang digunakan dalam perencanaan mesin pencetak konsentrat ini adalah bantalan bola radial baris tunggal, karena pembebanan yang terjadi hanya pembebanan pada arah radial.
Perencanaan dan perhitungan bantalan paling utama adalah umur nominal bantalan (Lh). Secara umum umur nominal bantalan (Lh) dirumuskan sebagai berikut;
, (Sularso, 2004: 136). Dimana; fn= faktor umur bantalan.
METODE PENDEKATAN
Pelaksanaan program ini, betempat di rumah petani lele Raja Iwak untuk mendapatkan informasi, data yang berkaitan dengan program dan untuk penyuluhan. Bengkel permesinan Jurusan Teknik Mesin untuk membuat mesin, laboratorium Jurusan Teknik Mesin UM untuk perakitan (assembling) dan Bengkel Rotari untuk pengecatan dan kerja finishing. Program ini dilakukan selama 5 bulan, yaitu pada Pebruari-Juni 2008.
Tahapan pelaksanaan program pembuatan mesin pencetak konsentrat lele ini dimulai dari obsevasi untuk menemukan kendala yang dialami petani lele. Berdasarkan hasil observasi kendala yang dihadapi oleh petani lele adalah pakan pabrikan (Comfeed 781-1 dan 781-2) harganya cukup mahal berkisar antara Rp 140.000,.- 180.000,-/zak. Cara memperoleh pakan dengan cara menjaminkan surat Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), pelunasan setelah masa panen. Kebutuhan jumlah pakan perkolam dengan kapasitas 20.000 ekor lele yaitu 60 zak atau 3.000 Kg. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kegiatan program yang akan dilaksanakan maka dilakukan studi pendahuluan. Studi pendahuluan berguna untuk memperjelas terhadap masalah yang dihadapi, dari aspek latar belakang petani lele, hubungannya dengan ilmu pengetahuan, sehingga menemukan rumusan masalah yang nantinya akan dibahas sesuai dengan kaidah ilmu secara ilmiah.
Setelah rumusan masalah terperinci dengan baik maka perlu mengkaji teori sesuai dengan masalah tersebut, hal ini perlu penelusuran pada teori-teori tertentu atau studi literatur. Studi literatur yang dipelajari yaitu berhubungan dengan bahan baku pembuatan konsentrat ikan lele, cara meramu atau membuat konsentrat, cara pemeliharaan ikan lele, komponen mesin dan dasar teori perencanaan mesin.
Langkah selanjutnya adalah menentukan rencana operasional. Rencana operasional bertujuan untuk menyusun dan melaksanakan strategi. Dalam pembuatan mesin, yang paling penting adalah desain konstruksi yang dituangkan dalam media berupa gambar. Desain konstruksi mesin digambar dengan manual dan secara komputer. Langkah yang pertama yaitu digambar dengan manual menggunakan media kertas kalkir ukuran A1 (594 X 841 mm), setelah itu di gambar dengan komputer. Gambar komputer dihasilkan melalui program Auto CAD dan Mechanical Desktop 2 Dimensi dan 3 Dimensi.
Untuk menghasilkan mesin yang baik maka perlu mengetahui secara detail perhitungan dan perencanaan mesin. Perhitungan komponen meliputi daya motor yang diperlukan, screw conveyor, poros (shaft), pasak (spline), bantalan (bearing), puli (pulley), sabuk (V-belt), rangka (body) dan alat-alat pendukung.
Langkah terakhir adalah penyuluhan yang ditujukan pada petani lele Raja Iwak secara terbatas. Penyuluhan berfungsi untuk menjelaskan tentang sistem kerja mesin, pengunaan, cara perawatan, perbaikan mesin dan menjelaskan tentang pentingnya kesehatan dan besarnya pengeluaran pakan lele dibandingkan dengan komponen budidaya lainnya. Bahan baku dan alat yang digunakan dalam pembuatan mesin antara lain; pelat siku ukuran 3 x 30 (mm) sepanjang 6.000 (mm) dengan ketebalan 0,2 (mm) untuk membuat kerangkan mesin, plat dengan untuk membuat hopper dan rumah poros screw conveyor, baut untuk pengikat komponen-komponen mesin, motor listrik dengan putaran 1400 (rpm) dan daya 0,25 (HP), besi ST37 dan S30C untuk poros dan pasak, bantalan gelinding sebagai penumpu poros, puli-V tipe A dari aluminium dan besi cor, sabuk-V tipe A, karet peredam getaran, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, las listrik, palu, kikir, gergaji tangan dan alat yang berhubungan dengan pengerjaan mesin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsenrat ikan merupakan salah satu faktor menentukan keberhasilan suatu budidaya perikanan, disamping faktor-faktor lain, seperti; benih, pengolahan, dan pencegahan penyakit karena pakan merupakan inventasi terbesar dari seluruh total biaya produksi dalam budidaya ikan sampai panen (Murtidjo, A. B, 2007: 13). Dari asal bahan makanan untuk ikan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: bahan makanan ikan yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutannya, seperti jagung, dedak bekatul, bungkil kedelai, gaplek dan tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil sawit, daun lamtoro, bolus rumen, limbah nanas, dan bahan makanan yang berasal dari hewan dan ikutannya, seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung daging bekicot, tepung cacing, tepung bulu ayam serta tepung darah ternak.
Membuat Konsentrat Lele
Konsentrat adalah bentuk pakan ikan buatan yang terdiri dari berbagai macam bahan yang diramu dan dijadikan adonan kemudian dicetak hingga bentuknya merupakan batangan atau butiran kecil-kecil seperti beras. Panjangnya biasanya berkisar antara 4 - 6 (mm).
Untuk meramu konsentrat maka langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Pengadaan bahan makanan ikan
2. Seleksi bahan baku dan bahan pelengkap yaitu yang berasal dari tumbuhan dan dari hewan
3. Analisis nutrisi makanan ikan yaitu dasar penyusunan makanan ikan, pedoman batas penggunaan bahan makanan ikan
4. Proses pengolahan makanan ikan yaitu penggilingan, pencampuran, pengolahan bentuk pellet, pengeringan dan pengemasan.
Perencanaan dan Perhitungan Mesin
1. Ulir Pendorong (Screw Conveyor)
a. Putaran screw (n3) berikut;
b. Tegangan longitudinal (τ1) yaitu (Kg/mm2)
c. Tegangan circumferiential (τc) yaitu
(Kg/mm2)
2. Poros (shaft)
a. Diameter Poros Transmisi (Ds)
(mm)
b. Diameter Poros Tranmisi (Ds)
(mm)
c. Diameter Poros Transmisi (Ds)
≈15(mm)
3. Pasak (Spline)
a. Tekanan Permukaan Pasak Poros Transmisi
(Kg/mm2)
b. Tekanan Permukaan Pasak Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
(Kg/mm2)
c. Tekanan Permukaan Pasak Poros Screw Conveyor
(Kg/mm2)
4. Puli (Pulley)
a. Puli Poros Motor
(mm), B = (1-1) . 15,0 + 2 . 10,0 = 20 (mm),
(mm3)
b. Puli Poros Transmisi
(mm), B = (1-1) . 15,0 + 2 . 10,0 = 20 (mm)
(mm3)
c. Puli Poros Screw Conveyor
(mm), B = (1-1) . 19,0 + 2 . 12,5 = 25 (mm)
(mm3)
5. Sabuk (V-Belt)
a. Sabuk Puli Poros Motor Listrik terhadap Poros Transmisi
(mm)
b. Sabuk Puli Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
(mm)
c. Sabuk Puli Poros Motor terhadap Selep
(mm)
6. Bantalan (Bearing)
a. Bantalan Poros Transmisi
(jam)
b. Bantalan Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
(jam)
c. Bantalan Pada Poros Screw Conveyor
(jam)
KESIMPULAN
a. Bahan Dasar Pembuatan Konsentrat (Pakan) Lele
Bahan pakan lele dapat digolongkan menjadi dua yaitu: bahan yang berasal dari (1) tumbuhan dan hasil ikutannya, seperti jagung, dedak bekatul, bungkil kedelai, gaplek dan tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil sawit, daun lamtoro, bolus rumen, limbah nanas, dan (2) bahan makanan yang berasal dari hewan dan ikutannya, seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung daging bekicot, tepung cacing, tepung bulu ayam serta tepung darah ternak.
b. Meramu Konsentrat Lele
Untuk meramu konsentrat maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan bahan makanan ikan
b. Seleksi bahan baku dan bahan pelengkap
c. Analisis nutrisi pakan ikan
d. Proses pengolahan pakan ikan
c. Hasil Perhitungan Komponen Mesin
1. (Ulir Pendorong) Screw Conveyor
a. Putaran screw conveyor (n) =75 (rpm)
b. Tegangan longitudinal (τ1) = 35,35.10-2 (Kg/mm2)
c. Tegangan circumferiential (τc) = 0,707 (Kg/mm2)
2. Perencanaan Poros (Shaft)
a. Perencanaan Poros Transmisi
Diameter : 15 (mm)
b. Perencanaan Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
Diameter : 15 (mm)
c. Perencanaan Poros Screw Conveyor
Diameter : 15 (mm)
3. Perencanaan Pasak
a. Pasak pada Poros Transmisi
(Kg/mm2)
b. Pasak pada Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
(Kg/mm2)
c. Pasak pada Poros Screw Conveyor
(Kg/mm2)
4. Perencanaan Puli (Pulley)
a. Puli Poros Motor
Diameter puli poros motor (Dm) : 80 (mm)
b. Puli Poros Transmisi
Diameter puli (Dm) : 200 (mm)
c. Puli Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
Diameter puli (Dm) : 300 (mm)
d. Puli Poros Screw Conveyor
Diameter puli (Dm) : 300 (mm)
5. Perencanaan Sabuk (Belt)
a. Sabuk pada Puli Poros Motor Listrik Terhadap Poros Transmisi
Panjang sabuk (L) : 1.076 (mm) atau 42 (inchi)
b. Sabuk pada Puli Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
Panjang sabuk (L) : 1. 524 (mm) atau 42 (inchi)
c. Sabuk pada Puli Poros Motor terhadap Selep Jagung
Panjang sabuk (L) : 1.041 (mm) atau 41 (inchi)
6. Perencanaan Bantalan (Bearing)
a. Bantalan pada Poros Transmisi
Faktor Keandalan Umur (Ln) : 10.482,44 (jam)
b. Bantalan pasda Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
Faktor Keandalan Umur (Ln) : 10.482,44 (jam)
c. Bantalan pada Poros Screw Conveyor
Faktor Keandalan Umur (Ln) : 33.015,36 (jam)
DAFTAR PUSTAKA
Farchan, M., & Nyoman, I. Menjadikan Banten Sebagai Sentra Produksi Lele dengan Produksi Sejuta Lele. http://www.dkp.go.id/content.com, diaskes 27 Juni 2007.
Khurmi, R. S. Machine Design. Eurusia Publising House (Pvt): New Delhi; 1682
Murtidjo, Agus B. 2007. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanikus: Yogyakarta
Mustofa, Anas, Hadi. 2002. Perencanaan Penggiling Pakan Udang Kapasitas 70 Kg/Jam. Tugas Akhir tidak diterbitkan. Malang: Program Pendidikan Teknik Mesin.
Nugroho, Estu. Kiat Agribisnis Lele: Panduan Teknis dan Non-Teknis Pembenihan dan Pembesaran. Penebar Swadaya: Jakarta; 2007.
Sularso dan Suga, Kiyokatsu. Design of Machine Element. PT. Pradnya Paramita: Bandung. 2004.
V. Dobrovolsky, dkk. Machine Elements. Moscow: Mlr
Yogyakarta Membutuhkan Tujuh Ton Ikan Lele Setiap Hari. www. Kompas.com, diaskes 27 Juni 2007.
BY: Agus Susanto, Novi Cahyono, Achmad Aminuddin, Ahmad Tamami, Ari Dwijanto
ABSTRAK
Usaha lele konsumsi mempunyai prospek besar dalam dunia bisnis karena kebutuhan lele di dalam negeri terus mengalami peningkatan sejalan dengan semakin populernya lele sebagai hidangan. Desa Tanggung merupakan salah satu daerah penghasil ikan lele dalam skala kecil sampai menengah. Di desa ini terdapat kurang lebih 25 petani lele yang mempunyai matapencaharian membudidayakan lele. Namum usaha tersebut dapat perlahan-lahan sirna karena masalah pakan yang harus diberikan pada lele berupa konsenrat (pakan) dari pabrik harganya terus meningkat. Hal ini bisa ditutupi dengan mencetak pakan sendiri dengan memanfaatkan bahan yang tersedia disekitar lingkungan petani yang masih berserakan. Maka dari itu perlu sebuah mesin ringan, efisien, murah dan berkualitas sehingga menguntungkan para petani lele.
Pelaksanaan program pembuatan mesin ini dimulai dari mengetahui fenomena dan obsevasi untuk menemukan data tentang kendala yang dialami petani lele. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kegiatan program yang dilaksanakan maka perlu dilakukan studi pendahuluan. Sehingga menemukan rumusan masalah yang nantinya akan dibahas sesuai dengan kaidah ilmu. Setelah rumusan masalah terperinci maka perlu mengkaji teori pada literatur sesuai dengan masalah tersebut. Langkah terakhir adalah penyuluhan yang ditujukan pada petani lele dan perangkat desa. Penyuluhan berfungsi untuk menjelaskan tentang sistem kerja mesin, cara perawatan, perbaikan jika mesin mengalami kerusakan, dan peran mesin dalam meningkatkan usaha lele.
Bahan pakan ikan dapat digolongkan menjadi dua yaitu bahan yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutannya, seperti; jagung, dedak bekatul, bungkil kedelai, gaplek, tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil sawit, daun lamtoro, bolus rumen, limbah nanas dan bahan yang berasal dari hewan dan ikutannya, seperti; tepung ikan, tepung tulang, tepung daging bekicot, tepung cacing, tepung bulu ayam serta tepung darah ternak. Untuk meramu konsentrat, langkah-langkah yang dilakukan adalah; pengadaan bahan, seleksi bahan, analisis nutrisi dan proses pengolahan makanan ikan yaitu pencampuran, pengolahan bentuk pellet, pengeringan dan pengemasan. Perhitungan pada komponen mesin meliputi perhitungan daya motor, screw conveyor, poros (shaft), pasak, bantalan (bearing), puli (pulley), dan sabuk (belt).
Kata Kunci: Lele, Konsentrat, Bahan, Meramu Pakan, Komponen Mesin
PENDAHULUAN
Usaha lele konsumsi mempunyai prospek cukup besar dalam dunia bisnis, sebab kebutuhan lele terus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya permintaan lele dalam Negeri, misalnya di Yoyakarta kurang lebih 6-7 ton/hari lele yang sebagian besar disuplai dari luar daerah habis dikonsumsi oleh masyarakat setempat (www.kompas.com). Di Jabodetabek, terdapat sekitar 5000 anggota pengusaha warung tenda memerlukan sekitar 40 ton/hari lele untuk memenuhi permintaan masyarakat (Nugroho. E, 2007).
Kepopuleran lele tidak hanya terbatas didalam negeri. Menurut Warta Pasar Ikan 2006, dalam Nugroho, Estu, 2007, di Melbourne, masyarakat Indonesia penggemar lele mulai memperkenalkan komoditas tersebut pada masyarakat setempat. Negara Vietnam sudah menjadikan lele sebagai komoditas eksport dengan tujuan Negara-negara di Eropa dan USA (www.dkp.go.id/content.com), oleh karena itu lele di Indonesia juga dapat menjadi komoditas eksport.
Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu daerah penghasil lele skala kecil sampai menengah. Di desa ini terdapat kurang lebih 25 petani lele. Menurut hasil survei pada bulan Pebruari 2007, pada saat panen dapat menghasilkan 1-1,5 ton lele/kolam dengan kapasitas kolam 20.000 ekor. Hal ini merupakan prospek bisnis yang cerah dan menjanjikan bagi petani lele karena melihat panen yang jumlahnya cukup banyak.
Namum usaha tersebut dapat perlahan-lahan sirna karena kendala-kendala yang harus dihadapi, salah satunya adalah masalah pakan yang harus diberikan pada lele. Pakan dari pabrik harganya terus meningkat sedangkan harga jual lele di pasaran selalu labil. Hasil observasi pada bulan Pebruari 2007 pada saat petani lele Raja Iwak panen, harga lele hanya Rp 5.700,-/Kg, sedangkan harga konsentrat pabrikan berkisar antara Rp 140.000-180.000,-/zak, sehingga secara keseluruhan perhitungan, petani tersebut mengalami kerugian sebesar Rp 5.00.000,-.
Masalah pakan dalam budidaya lele sepertinya belum menjadi perhatian khusus oleh peteni lele. Padahal pakan merupakan kebutuhan pokok pada budidaya lele yang dilakukan secara intensif. Pakan ikan buatan pabrik yang telah beredar dikalangan petani lele, umumnya harga yang ditawarkan relatif lebih mahal dibandingkan dengan pakan buatan sendiri atau pakan alami.
Komponen bahan baku sebenarnya cukup tersedia di daerah pengembangan ikan, oleh karena itu pembuatan pakan ikan sendiri merupakan alternatif, demi menekan biaya operasional dalam kaitannya dengan pakan. Dari asalnya, bahan makanan untuk ikan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: bahan makanan ikan yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutanya, seperti jagung, dedak bekatul, bungkil kedelai, gaplek dan tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil sawit, daun lamtoro, bolus rumen, limbah nanas, dan bahan makanan yang berasal dari hewan dan ikutannya, seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung daging bekicot, tepung cacing, tepung bulu ayam serta tepung darah ternak (Murtidjo, Agus. B, 2007).
Hal ini penting untuk diketahui oleh petani lele, karena disamping untuk menekan biaya juga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas panen lele sebab paduan bahan dasar dapat diatur sesuai dengan tingkat gizi yang diperlukan oleh ikan. Untuk membuat konsentrat memerlukan mesin yang berkualitas tetapi murah dan efisien karena kebanyakan petani lele ini terkategori ekonomi lemah. Mesin yang baik adalah mesin yang dirancang dengan perhitungan secara tepat disetiap komponen mesin. Pada mesin pencetak konsentrat ini komponen utama yang dirancang adalah ulir pendorong (screw conveyor), poros (shaft), puli (pulley), pasak (spline) sabuk (belt) dan bantalan (bearing) yang digunakan serta mempertimbangkan faktor ekonomi.
Ulir Pendorong (Screw Conveyor)
Screw conveyor merupakan elemen mesin yang berfungsi sebagai pendorong bahan baku konsentrat ke plat cetakan, sehingga bahan baku yang berbentuk adonan dapat terdorong keluar membentuk crambles (silinder 3 x 6 mm). Perencanaan dan perhitungan screw paling utama adalah putaran (n3) yang diperlukan untuk mendesak keluar bahan baku konsentrat, tegangan longitudinal (τ1), tegangan circumferiential (τc) pada tabung screw conveyor. Secara umum putaran screw (n3) dirumuskan sebagai berikut;
(rpm) (Spivakosvky dalam Mustofa, A.H, 2002)
Tegangan longitudinal (τ1);
(Kg/mm2) (Khurmi, 1992: 178)
Tegangan circumferiential (τc);
(Kg/mm2) (Khurmi, 1992: 176)
Dimana; Q= kapasitas material (0,1 Ton/jam), Ds= diameter screw (200 mm), S= pith (160 mm), η= efisiensi pemusatan beban untuk aliran lambat (0,125), wm= massa jenis konsentrat dalam 1 putaran (15 gr), C= faktor pengambilan sudut efisiensi (5o atau bernilai 0,9), Ps= tekanan dalam rumah screw (2,8.10-2 Kg/mm2), dt diameter tabung screw (202 mm), t = tebal rumah screw (4 mm).
Poros (Shaft)
Poros merupakan batang logam yang memiliki penampang berupa silinder yang digunakan untuk meneruskan putaran dan daya serta sebagai sarana pendukung. Perencanaan dan perhitungan poros paling utama adalah diameter (Ds). Secara umum diameter (Ds) dirumuskan sebagai berikut;
(Sularso, 2004: 18)
Dimana; Km= faktor koreksi momen lentur (1,5), τG= tegangan geser bahan (8 Kg/mm2), M= momen lentur (3427,883 Kg.mm), Kt= faktor koreksi momen torsi (1,5), T= Torsi (421,69Kg.mm).
Pasak (Spline)
Pasak adalah elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling dan sebagainya pada poros (Sularso, 2004). Fungsi pasak dalam perancangan mesin adalah untuk menghubungkan antara dua elemen mesin (umumnya poros dan naf), sehingga terjadi pengaluran momen antara dua komponen tersebut. Perencanaan dan perhitungan pasak paling utama adalah tekanan permukaan pasak (P) yang diperlukan. Secara umum tekanan permukaan pada pasak (P) dirumuskan sebagai berikut;
, dimana; Ft = gaya tangensial pasak (188,648 Kg), l= panjang pasak (24 mm), tl= alur pasak (5 mm).
Puli (Pulley)
Puli adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai tempat dudukan sabuk untuk memindahkan daya dan putaran. Diameter puli digunakan untuk alur sabuk, sedangkan diameter dalamnya digunakan untuk pemasangan pada poros. Puli yang digunakan untuk penggerak memiliki dua macam yaitu; puli datar (flat pulley), dan puli mahkota (pulley-V). Puli yang digunakan pada perencanaan mesin pencetak konsentrat ini adalah puli mahkota karena pada mesin ini berputar cepat sehingga membutuhkan kekuatan cengkram yang tinggi.
Perencanaan dan perhitungan puli paling utama adalah diameter puli (Dm), lebar permukaan puli (B) dan volume puli (vp). Secara umum diameter puli (Dm) dirumuskan sebagai berikut;
(Sularso. 2004: 166)
Lebar permukaan puli (B);
B = (N-1) . e + 2 . f (Dobrovolsky, 1974: 254)
Volume puli (Vp)
(Dobrovolsky, 1974: 254)
Dimana; D1= diameter puli yang digerakan (mm), D2= diameter penggerak (mm), n1 = putaran puli penggerak (rpm), n2 = putaran puli yang digerakan (rpm), N = jumlah sabuk penghubung (1), e = ketetapan penampang sabuk (15mm), f = ketetapan penampang sabuk (10 mm),= diameter luar puli.
Sabuk (Belt)
Sabuk merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dengan putaran dari motor melalui puli satu dengan yang lain. Sabuk terdiri-dari; Sabuk rata, sabuk dengan gigi, sabuk-V. Sabuk yang di gunakan pada perencanaan mesin pencetak konsentrat ini adalah jenis sabuk-V (V-belt) karena memiliki kelebihan antara lain; dapat terjadi slip apabila terjadi beban berlebih (over load) sehingga tidak mudah menyebabkan kerusakan pada motor, dapat meredam goncangan atau getaran pada mesin, dan dapat dipergunakan untuk memutar poros yang digerakkan dalam dua arah tanpa mengubah kedudukan motor penggerak. Perencanaan dan perhitungan sabuk paling utama adalah panjang sabuk (L). Secara umum diameter puli (L) dirumuskan sebagai berikut;
(Sularso, 2004: 170)
Dimana; C1= jarak sumbu poros antar puli direncanakan (mm), Dp= diameter puli besar, dp= diameter puli kecil.
Bantalan (Bearing)
Bantalan adalah sebuah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan memiliki umur yang panjang. Penggolongan bantalan secara garis besar menurut Sularso (2004) antara lain; a) berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, terdiri-dari bantalan linear, bantalan gelinding, b) berdasarkan arah beban terhadap poros, terdiri-dari bantalan radial, bantalan aksial, bantalan gelinding khusus. Bantalan yang digunakan dalam perencanaan mesin pencetak konsentrat ini adalah bantalan bola radial baris tunggal, karena pembebanan yang terjadi hanya pembebanan pada arah radial.
Perencanaan dan perhitungan bantalan paling utama adalah umur nominal bantalan (Lh). Secara umum umur nominal bantalan (Lh) dirumuskan sebagai berikut;
, (Sularso, 2004: 136). Dimana; fn= faktor umur bantalan.
METODE PENDEKATAN
Pelaksanaan program ini, betempat di rumah petani lele Raja Iwak untuk mendapatkan informasi, data yang berkaitan dengan program dan untuk penyuluhan. Bengkel permesinan Jurusan Teknik Mesin untuk membuat mesin, laboratorium Jurusan Teknik Mesin UM untuk perakitan (assembling) dan Bengkel Rotari untuk pengecatan dan kerja finishing. Program ini dilakukan selama 5 bulan, yaitu pada Pebruari-Juni 2008.
Tahapan pelaksanaan program pembuatan mesin pencetak konsentrat lele ini dimulai dari obsevasi untuk menemukan kendala yang dialami petani lele. Berdasarkan hasil observasi kendala yang dihadapi oleh petani lele adalah pakan pabrikan (Comfeed 781-1 dan 781-2) harganya cukup mahal berkisar antara Rp 140.000,.- 180.000,-/zak. Cara memperoleh pakan dengan cara menjaminkan surat Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), pelunasan setelah masa panen. Kebutuhan jumlah pakan perkolam dengan kapasitas 20.000 ekor lele yaitu 60 zak atau 3.000 Kg. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kegiatan program yang akan dilaksanakan maka dilakukan studi pendahuluan. Studi pendahuluan berguna untuk memperjelas terhadap masalah yang dihadapi, dari aspek latar belakang petani lele, hubungannya dengan ilmu pengetahuan, sehingga menemukan rumusan masalah yang nantinya akan dibahas sesuai dengan kaidah ilmu secara ilmiah.
Setelah rumusan masalah terperinci dengan baik maka perlu mengkaji teori sesuai dengan masalah tersebut, hal ini perlu penelusuran pada teori-teori tertentu atau studi literatur. Studi literatur yang dipelajari yaitu berhubungan dengan bahan baku pembuatan konsentrat ikan lele, cara meramu atau membuat konsentrat, cara pemeliharaan ikan lele, komponen mesin dan dasar teori perencanaan mesin.
Langkah selanjutnya adalah menentukan rencana operasional. Rencana operasional bertujuan untuk menyusun dan melaksanakan strategi. Dalam pembuatan mesin, yang paling penting adalah desain konstruksi yang dituangkan dalam media berupa gambar. Desain konstruksi mesin digambar dengan manual dan secara komputer. Langkah yang pertama yaitu digambar dengan manual menggunakan media kertas kalkir ukuran A1 (594 X 841 mm), setelah itu di gambar dengan komputer. Gambar komputer dihasilkan melalui program Auto CAD dan Mechanical Desktop 2 Dimensi dan 3 Dimensi.
Untuk menghasilkan mesin yang baik maka perlu mengetahui secara detail perhitungan dan perencanaan mesin. Perhitungan komponen meliputi daya motor yang diperlukan, screw conveyor, poros (shaft), pasak (spline), bantalan (bearing), puli (pulley), sabuk (V-belt), rangka (body) dan alat-alat pendukung.
Langkah terakhir adalah penyuluhan yang ditujukan pada petani lele Raja Iwak secara terbatas. Penyuluhan berfungsi untuk menjelaskan tentang sistem kerja mesin, pengunaan, cara perawatan, perbaikan mesin dan menjelaskan tentang pentingnya kesehatan dan besarnya pengeluaran pakan lele dibandingkan dengan komponen budidaya lainnya. Bahan baku dan alat yang digunakan dalam pembuatan mesin antara lain; pelat siku ukuran 3 x 30 (mm) sepanjang 6.000 (mm) dengan ketebalan 0,2 (mm) untuk membuat kerangkan mesin, plat dengan untuk membuat hopper dan rumah poros screw conveyor, baut untuk pengikat komponen-komponen mesin, motor listrik dengan putaran 1400 (rpm) dan daya 0,25 (HP), besi ST37 dan S30C untuk poros dan pasak, bantalan gelinding sebagai penumpu poros, puli-V tipe A dari aluminium dan besi cor, sabuk-V tipe A, karet peredam getaran, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, las listrik, palu, kikir, gergaji tangan dan alat yang berhubungan dengan pengerjaan mesin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsenrat ikan merupakan salah satu faktor menentukan keberhasilan suatu budidaya perikanan, disamping faktor-faktor lain, seperti; benih, pengolahan, dan pencegahan penyakit karena pakan merupakan inventasi terbesar dari seluruh total biaya produksi dalam budidaya ikan sampai panen (Murtidjo, A. B, 2007: 13). Dari asal bahan makanan untuk ikan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: bahan makanan ikan yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutannya, seperti jagung, dedak bekatul, bungkil kedelai, gaplek dan tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil sawit, daun lamtoro, bolus rumen, limbah nanas, dan bahan makanan yang berasal dari hewan dan ikutannya, seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung daging bekicot, tepung cacing, tepung bulu ayam serta tepung darah ternak.
Membuat Konsentrat Lele
Konsentrat adalah bentuk pakan ikan buatan yang terdiri dari berbagai macam bahan yang diramu dan dijadikan adonan kemudian dicetak hingga bentuknya merupakan batangan atau butiran kecil-kecil seperti beras. Panjangnya biasanya berkisar antara 4 - 6 (mm).
Untuk meramu konsentrat maka langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Pengadaan bahan makanan ikan
2. Seleksi bahan baku dan bahan pelengkap yaitu yang berasal dari tumbuhan dan dari hewan
3. Analisis nutrisi makanan ikan yaitu dasar penyusunan makanan ikan, pedoman batas penggunaan bahan makanan ikan
4. Proses pengolahan makanan ikan yaitu penggilingan, pencampuran, pengolahan bentuk pellet, pengeringan dan pengemasan.
Perencanaan dan Perhitungan Mesin
1. Ulir Pendorong (Screw Conveyor)
a. Putaran screw (n3) berikut;
b. Tegangan longitudinal (τ1) yaitu (Kg/mm2)
c. Tegangan circumferiential (τc) yaitu
(Kg/mm2)
2. Poros (shaft)
a. Diameter Poros Transmisi (Ds)
(mm)
b. Diameter Poros Tranmisi (Ds)
(mm)
c. Diameter Poros Transmisi (Ds)
≈15(mm)
3. Pasak (Spline)
a. Tekanan Permukaan Pasak Poros Transmisi
(Kg/mm2)
b. Tekanan Permukaan Pasak Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
(Kg/mm2)
c. Tekanan Permukaan Pasak Poros Screw Conveyor
(Kg/mm2)
4. Puli (Pulley)
a. Puli Poros Motor
(mm), B = (1-1) . 15,0 + 2 . 10,0 = 20 (mm),
(mm3)
b. Puli Poros Transmisi
(mm), B = (1-1) . 15,0 + 2 . 10,0 = 20 (mm)
(mm3)
c. Puli Poros Screw Conveyor
(mm), B = (1-1) . 19,0 + 2 . 12,5 = 25 (mm)
(mm3)
5. Sabuk (V-Belt)
a. Sabuk Puli Poros Motor Listrik terhadap Poros Transmisi
(mm)
b. Sabuk Puli Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
(mm)
c. Sabuk Puli Poros Motor terhadap Selep
(mm)
6. Bantalan (Bearing)
a. Bantalan Poros Transmisi
(jam)
b. Bantalan Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
(jam)
c. Bantalan Pada Poros Screw Conveyor
(jam)
KESIMPULAN
a. Bahan Dasar Pembuatan Konsentrat (Pakan) Lele
Bahan pakan lele dapat digolongkan menjadi dua yaitu: bahan yang berasal dari (1) tumbuhan dan hasil ikutannya, seperti jagung, dedak bekatul, bungkil kedelai, gaplek dan tepung daun ubi kayu, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil sawit, daun lamtoro, bolus rumen, limbah nanas, dan (2) bahan makanan yang berasal dari hewan dan ikutannya, seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung daging bekicot, tepung cacing, tepung bulu ayam serta tepung darah ternak.
b. Meramu Konsentrat Lele
Untuk meramu konsentrat maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan bahan makanan ikan
b. Seleksi bahan baku dan bahan pelengkap
c. Analisis nutrisi pakan ikan
d. Proses pengolahan pakan ikan
c. Hasil Perhitungan Komponen Mesin
1. (Ulir Pendorong) Screw Conveyor
a. Putaran screw conveyor (n) =75 (rpm)
b. Tegangan longitudinal (τ1) = 35,35.10-2 (Kg/mm2)
c. Tegangan circumferiential (τc) = 0,707 (Kg/mm2)
2. Perencanaan Poros (Shaft)
a. Perencanaan Poros Transmisi
Diameter : 15 (mm)
b. Perencanaan Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
Diameter : 15 (mm)
c. Perencanaan Poros Screw Conveyor
Diameter : 15 (mm)
3. Perencanaan Pasak
a. Pasak pada Poros Transmisi
(Kg/mm2)
b. Pasak pada Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
(Kg/mm2)
c. Pasak pada Poros Screw Conveyor
(Kg/mm2)
4. Perencanaan Puli (Pulley)
a. Puli Poros Motor
Diameter puli poros motor (Dm) : 80 (mm)
b. Puli Poros Transmisi
Diameter puli (Dm) : 200 (mm)
c. Puli Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
Diameter puli (Dm) : 300 (mm)
d. Puli Poros Screw Conveyor
Diameter puli (Dm) : 300 (mm)
5. Perencanaan Sabuk (Belt)
a. Sabuk pada Puli Poros Motor Listrik Terhadap Poros Transmisi
Panjang sabuk (L) : 1.076 (mm) atau 42 (inchi)
b. Sabuk pada Puli Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
Panjang sabuk (L) : 1. 524 (mm) atau 42 (inchi)
c. Sabuk pada Puli Poros Motor terhadap Selep Jagung
Panjang sabuk (L) : 1.041 (mm) atau 41 (inchi)
6. Perencanaan Bantalan (Bearing)
a. Bantalan pada Poros Transmisi
Faktor Keandalan Umur (Ln) : 10.482,44 (jam)
b. Bantalan pasda Poros Transmisi terhadap Screw Conveyor
Faktor Keandalan Umur (Ln) : 10.482,44 (jam)
c. Bantalan pada Poros Screw Conveyor
Faktor Keandalan Umur (Ln) : 33.015,36 (jam)
DAFTAR PUSTAKA
Farchan, M., & Nyoman, I. Menjadikan Banten Sebagai Sentra Produksi Lele dengan Produksi Sejuta Lele. http://www.dkp.go.id/content.com, diaskes 27 Juni 2007.
Khurmi, R. S. Machine Design. Eurusia Publising House (Pvt): New Delhi; 1682
Murtidjo, Agus B. 2007. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanikus: Yogyakarta
Mustofa, Anas, Hadi. 2002. Perencanaan Penggiling Pakan Udang Kapasitas 70 Kg/Jam. Tugas Akhir tidak diterbitkan. Malang: Program Pendidikan Teknik Mesin.
Nugroho, Estu. Kiat Agribisnis Lele: Panduan Teknis dan Non-Teknis Pembenihan dan Pembesaran. Penebar Swadaya: Jakarta; 2007.
Sularso dan Suga, Kiyokatsu. Design of Machine Element. PT. Pradnya Paramita: Bandung. 2004.
V. Dobrovolsky, dkk. Machine Elements. Moscow: Mlr
Yogyakarta Membutuhkan Tujuh Ton Ikan Lele Setiap Hari. www. Kompas.com, diaskes 27 Juni 2007.
Ilmu Allah
Dalam asmaul husna, Allah swt. disebut sebagai Al ‘Alim (Yang Maha Mengetahui).
Bahwasanya ilmu Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, yang dahulu, sekarang, ataupun besok, baik yang ghaib maupun yang nyata.
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi.”(QS. Al-Hajj: 70)
“Dialah Allah, Yang tiada Tuhan selain Dia. Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hasyr: 22)
Tak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah swt. Sebutir biji di dalam gelap gulita bumi yang berlapis tetap diketahui Allah swt. “Di sisi-Nya segala anak kunci yang ghaib, tiadalah yang mengetahui kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa-apa yang ada di daratan dan di lautan. Tiada gugur sehelai daun kayu pun, melainkan Dia mengetahuinya, dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita bumi dan tiada pula benda yang basah dan yang kering, melainkan semuanya dalam Kitab yang terang.” (QS. Al-An’am: 59)
Ilmu Allah swt. maha luas, tak terjangkau, dan tak terbayangkan oleh akal pikiran, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi serta yang mengaturnya. Manusia, malaikat, dan makhluk manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Allah swt. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Tentang tubuhnya sendiri saja, tidak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai manusia. Semakin didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau, semakin banyak misteri yang harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak manusia masih merupakan hal yang teramat rumit untuk dikaji.
Belum lagi tentang astronomi. Berapa banyak bintang, galaksi di langit, berapa jauhnya, bagaimana cara mencapainya, proses terjadinya, apakah ada penghuninya, dan seterusnya. Jika kita menatap ke luar angkasa betapa kecil bumi ini bagaikan debu bahkan lebih kecil dari itu. Andaikan saja ada manusia yang menguasai planet bumi sebagai miliknya pribadi, maka di hadapan alam di ruang angkasa ini dia hanyalah memiliki debu tak berarti. Jika saja ada manusia menguasai bumi, dia hanya menguasai debu. Sementara kekuasaan, kerajaan Allah swt. tak akan tertandingi sedikitpun jua.
Allah swt. menggambarkan betapa kecil dan tak berdayanya manusia bila dibandingkan dengan ilmu Allah swt., dengan perumpamaan air laut bahkan tujuh lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat Allah swt., niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah tersebut dituliskan.
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)
“Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman: 27).
Allah swt. telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isi dan peristiwa yang terkandung di dalamnya merupakan fenomena yang sangat mengesankan dan menakjubkan akal serta hati sanubari manusia. Itulah alam semesta atau al-kaun (universum). Simaklah firman Allah swt. berikut ini:
“Dia lah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 24).
Hendaknya manusia senantiasa men-taddaburi ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun kauniyah. Karena di sana terdapat lautan ilmu-Nya, serta dorongan untuk mengkaji maupun mengimplementasikannya. “Hai jama’ah jin dan manusia jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman: 33). Dengan ayat ini manusia akan mengerti jika ingin menembus langit diperlukan energi yang besar.
Maka dengan segala bahan-bahan yang ada di alam ini manusia harus mampu mengkonversi energi tersebut. Masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya. Allah swt. telah menciptakan alam beserta isi dan sistemnya dan juga telah mengajarkannya kepada manusia. Dengan mencermati Al-Qur’an, akan melahirkan kajian-kajian yang lebih detail tentang keberadaan ciptaan-Nya.
Timbulnya ilmu pengetahuan disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang berkemauan hidup bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu, manusia menggunakan akal pikirannya. Mereka menengadah ke langit, memandang alam sekitarnya dan melihat dirinya sendiri. Dalam hal ini memang telah menjadi qudrat dan iradat Nya, bahwa manusia dapat memikirkan sesuatu kebutuhan hidupnya. Telah tercantum dalam Al-Qur’an perintah Allah swt.: “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Yunus: 101).
Hasil dari pemikiran manusia itu melahirkan ilmu pengetahuan dengan berbagai cabangnya. Maka ilmu pengetahuan bukanlah musuh atau lawan dari iman, melainkan sebagai wasailul hayah (sarana kehidupan) dan juga nantinya yang akan membimbing ke arah iman. Sebagaimana kita ketahui, banyak ahli ilmu pengetahuan yang berpikir dalam, telah dipimpin oleh pengetahuannya kepada suatu pandangan, bahwa di balik alam yang nyata ini ada kekuatan yang lebih tinggi, yang mengatur dan menyusunnya, memelihara segala sesuatu dengan ukuran dan perhitungan.
Herbert Spencer dalam tulisannya tentang pendidikan, menerangkan sebagai berikut: “Pengetahuan itu berlawanan dengan khurafat, tetapi tidak berlawanan dengan agama. Dalam kebanyakan ilmu alam kedapatan paham tidak bertuhan (atheisme), tetapi pengetahuan yang sehat dan mendalami kenyataan, bebas dari paham yang demikian itu. Ilmu alam tidak bertentangan dengan agama. Mempelajari ilmu itu merupakan ibadat secara diam, dan pengakuan yang membisu tentang keindahan sesuatuyang kita selidiki dan kita pelajari, dan selanjutnya pengakuan tentang kekuasaany Penciptanya. Mempelajari ilmu alam itu tasbih (memuji Tuhan) tapi bukan berupa ucapan, melainkan tasbih berupa amal dan menolong bekerja. Pengetahuan ini bukan mengatakan mustahil akan memperoleh sebab yang pertama, yaitu Allah.”
“Seorang ahli pengetahuan yang melihat setitik air, lalu dia mengetahuinya bahwa air itu tersusun dari oksigen dan hidrogen, dengan perbandingan tertentu, dan kalau sekiranya perbandingan itu berubah, niscaya air itu akan berubah pula menjadi sesuatu yang bukan air. Maka dengan itu ia akan meyakini kebesaran Pencipta, kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya orang yang bukan ahli dalam ilmu alam, akan melihatnya tidak lebih dari setitik air.”
Manusia sejak zaman dahulu telah mengerahkan daya akal untuk menyelidiki rahasia serta mencari hubungannya dengan kebutuhan dan tujuan hidupnya di atas bumi ini. Maka lahirlah para ahli ilmu alam seperti astronom, meteorolog, geolog, fisikawan, dan sebagainya, beserta para ahli filsafatnya di bidang tersebut.
Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan diciptakannya samapai sekarang ini tak berubah dan kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis, bergerak atau berubah.
Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh adanya red shift, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat. Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menentukan macam atom yang terbentuk.
Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari 30 menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan didominasi oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur berat akan dominan.
Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus Einstein, E = mc2. Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai dan meteri semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari meteri dan sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan bahwa materi larut dalam panas radiasi, seperti garam larut di air.
Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen. Bola-bola gas masa galaksi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000 tahun cahaya dan masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun mulai bercahaya.
Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama makin besar.
Proses kondensasi bintang pembentukan planet membutuhkan waktu beberapa ratus juta tahun. Kita mengetahui bahwa bulan bergerak menjauhi bumi, hal ini berarti bahwa beberapa milyar tahun yang lalu bumi dan bulan itu satu, dan bulan merupakan pecahan dari bumi yang memisahkan diri. Firman Allah swt.:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman.” (QS. Al Anbiya: 30)
Konsep ini jelas menunjang teori kedinamisan alam semesta. Orang Rusia, berdasarkan umur batu bulan, telah menetapkan bahwa bulan berumur 4,5 milyar tahun.
Dalam mempelajari red shift, jarak diukur dengan tahun cahaya, bukan dengan kilometer. Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik, sedangkan beberapa galaksi beberapa juta tahun cahaya jauhnya. Pada waktu kita memandang galaksi yang sangat jauh itu, sebetulnya kita sedang meneropong jauh ke masa yang silam. Dalam mempelajari galaksi yang jauhnya satu milyar tahun cahaya , sebetulnya membuktikan bahwa satu milyar tahun yang lalu alam semesta ini mengembung dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sekarang. Hal ini berarti pula bahwa kita berada di alam semesta yang dinamis, bukan statis.
Lain dari itu penurunan kecepatan mengembung meramalkan bahwa pada suatu waktu pengembungan itu akan berhenti, kemudian berkontraksi, pada akhirnya kembali kepada situasi kepadatan seperti asalnya lebih kurang lima milyar tahun yang lalu.
Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa alam semesta ini mengembung dan mengempis. Untuk lebih lanjut perhatikan uraian George Gemov dalam bukunya The Creation of the Universe, hal. 36: “…bahwa tekanan raksasa yang terjadi pada permulaan sejarah alam semesta, adalah akibat dari suatu kehancuran yang terjadi sebelumnya , dan bahwa pengembungan yang sekarang ini sebenarnya hanyalah suatu gerak kembali yang elastis yang terjadi segera setelah tercapai kepadatan maksimun yang diizinkan.”
Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana besarnya tekanan yang tercapai pada kepadatan yang maksimum itu, tetapi menurut semua petunjuk tekanan itu sungguh-sungguh amat tinggi. Besar kemungkinan seluruh massa alam semesta yang mempunyai kemungkinan bentuk yang bagaimanapun dalam masa pra kehancuran telah dimusnahkan secara sempurna, dan bahwa atom-atom dan intinya telah dipecahkan menjadi proton, neutron, dan elektron serta partikel dasar lainnya, jadi tak ada satupun yang bisa dituturkan tentang masa alam sebelum pemadatan alam semesta itu. Segera setelah kepadatan massa alam semesta itu mencapai titik maksimum, kepadatan yang sangat tinggi itu hanya bertahan dalam waktu sebentar saja.
Segala sesuatu yang berada dalam alam semesta, adalah merupakan ciptaan (makhluk) Allah swt. sebegai refleksi dan manifestasi dari wujud Allah swt. dengan segala sifat kesempurnaan-Nya. Karena itu manusia tidak habis-habisnya mengagumi isi al-kaun ini terus mengambil pelajaran dan ibroh yang bermanfaat dari padanya.
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihtaanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS. Al Mulk: 3-4)
Tegaknya langit, keseimbangan benda-benda langit sesuai dengan ciptaan dan pengaturan dari Penciptanya.
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).” (QS. Ar Rahman: 7)
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidaka tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Faathir: 41)
Ayat di atas menyatakan adanya semacam penahan yang membawa kepada ketenangan benda-benda langit, meskipun benda-benda langit itu saling bergerak. Hal ini menunjukkan kenyataan kebenarannya terhadap umat manusia.
Para ahli fisika sudah cukup lama mengenal gaya gravitasi antara benda-benda bermassa yang bekerja secara luas dalam alam ini. Setelah Issac Newton pada tahun 1686 merumuskan hukum gravitasi, maka orang dapat dengan mudah memahami dan menerangkan berbagai peristiwa dalam jagat raya ini. Hukum-hukum Kepler yang sudah ada sebelum Newton, ternyata dapat dipahamkan sebagai akibat saja dari hukum gravitasi Newton tersebut.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa universum itu berjalan dengan eksak, kokoh, teratur, rapi, dan harmonis, yang tidak akan ada habis-habisnya menjadi tantangan yang menakjubkan bagi manusia. Setelah beriman kepada Allah, maka menjadi mudah bagi kita untuk menerima bahwa hukum-hukum itu adalah sunatullah atau aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah bagi makhluk-Nya yang tidak berubah-ubah.
“Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui perubahan bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.” (QS. Faathir: 43)
Demikianlah Allah swt. telah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, seimbang, beraturan, sistemik. Maka Dia jualah yang paling tahu hakikat dan tujuan penciptaa-Nya, dan telah dikabarkannya ciptaan Allah swt. itu kepada manusia. Manusia telah diperintahkan untuk bertafakur atas ciptaan-Nya, sehingga mampu memanfaatkannya. Dan agar manusia mampu mengenal pencipta-Nya serta mengagungkan-Nya; Dia lah Allah swt. tiada Tuhan selain-Nya. Dengan ilmu-Nya Allah mengajarkan kepada hamba-Nya apa-apa yang telah diciptakan dengan proses terjadinya, sehingga manusia akan menjadi tahu dan berilmu. Setelah itu akan lahir cabang-cabang ilmu pengetahuan yang menyebar ke setiap penjuru ufuk kehidupan manusia. Dengan ilmunya manusia diharapkan menemukan kebenaran dan menjadikannya sebagai landasan kehidupan.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilat: 53)
Ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah
Allah swt. menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia dengan dua jalan. Pertama, dengan ath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat qauliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham secara kepada makhluk-Nya di alam semesta ini (baik makhluq hidup maupun yang mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena tak melalui perantaraan malaikat Jibril, maka bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut juga dengan ayat-ayat kauniyah.
Wahyu dalam pengertian ishtilahi adalah: “kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang menjadi hudan (petunjuk) bagi umat manusia”, baik yang diturunkan langsung, dari belakang tabir (min wara’ hijab) maupun yang diturunkan melalui malaikat Jibril, seperti firman Allah swt: “Tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seseorang (malaikat) lalu diwahyukan kepadaNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi maha Bijaksana” (QS. Asy Syura: 51)
Pengertian wahyu secara ishtilahi perlu dipertegas karena makna wahyu secara lughawi memiliki pengertian yang bermacam-macam, antara lain:
1. Ilham Fithri, seperti wahyu yang diberikan kepada ibu Nabi Musa untuk menyusukan Musa yang masih bayi.
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil)…” (QS. Al-Qashash: 7).
2. Instink Hayawan, seperti wahyu yang diberikan kepada lebah untuk bersarang di bukit-bukit, pohon-pohon, dan dimana saja dia bersarang.
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia” (QS. An-Nahl: 68).
3. Isyarat, seperti yang diwahyukan oleh Nabi Zakaria kepada kaumnya untuk bertasbih pagi dan sore.
“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang” (QS. Maryam: 11).
4. Perintah Allah kepada malaikat, untuk mengerjakan sesuatu seperti perintah Allah kepada malaikat untuk membantu kaum muslimin dalam Perang Badar.
“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat; Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman…” (QS. Al Anfal: 12).
5. Bisikan syaitan
“…Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musrik.” (QS. Al-An’am: 121).
Dalam ayat tersebut ada kata layuhuna (mewahyukan) yang berarti membisikkan.
6. Hadits Qudsi, juga termasuk dalam wahyu (hadits yang maknanya dari Allah swt., sedangkan redaksinya dari Rasulullah saw.)
7. Hadits Nabawiy, (makna dan redaksinya dari Rasulullah saw.) karena pada hakekatnya apa saja yang berasal dari Rasulullah saw. mempunyai nilai wahyu.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah dia; dan bertakwa-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.” (QS. Al-Hasyr: 7)
Ayat-ayat qauliyah mengisyaratkan kepada manusia untuk mencari ilmu alam semesta (ayat-ayat kauniyah), oleh sebab itu manusia harus berusaha membacanya, mempelajari, menyelidiki dan merenungkannya, untuk kemudian mengambil kesimpulan. Allah swt. berfirman: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq:1-5)
“Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Ar Ra’du: 3)
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ra’du: 4)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191)
Dengan mempelajari, mengamati, menyelidiki, dan merenungkan alam semesta (al-kaun) dengan segala isinya, manusia dapat melahirkan berbagai disiplin ilmu seperti: Kosmologi, Astronomi, Botani, Meterologi, Geografi, Zoologi, Antropologi, Psikologi, dan sebagainya. Sedangkan dari mempelajari wahyu manusia melahirkan berbagai disiplin ilmu seperti: Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, dan sebagainya.
Dengan memahami bahwa semua ilmu itu adalah dari Allah swt., maka dalam mendalami dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan pun (al-kaun) harus mengacu firman Allah swt. sebagai referensi, sehingga akan semakin meneguhkan keimanan. Selain itu penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terkendali serta mengenal adab.
Sebagai misal dalam dunia teknologi kedokteran, pengalihan sperma ke sebuah rahim seorang wanita –dalam proses bayi tabung– harus memperhatikan sperma itu diambil dari siapa diletakkan ke rahim siapa. Proses kesepakatan, perizinan juga harus jelas. Jangan sampai bayi lahir menjadi tidak jelas nasabnya.
Di bidang astronomi tidak boleh diselewengkan untuk meramal nasib, padahal antara keduanya tak ada hubungan sama sekali. Dalam hal menikmati keindahan alam, akan menjadi suatu kedurhakaan jika dalam menikmatinya dengan membangun vila-vila untuk berbuat maksiat. Namun seorang mukmin menjadikan alam semesta adalah untuk tafakur agar dekat dengan-Nya.
Konsep Kebenaran Ilmu
Wahyu (Al-Qur’an dan As-Sunnah) memiliki nilai kebenaran yang mutlak (al-haqiqah al-muthlaqah) karena langsung berasal dari Allah swt. dan Rasul-Nya. Tetapi pemahaman terhadap wahyu yang memungkinkan beberapa alternatif pemahaman tidaklah bersifat mutlak. Sedangkan ilmu yang didapat dari alam semesta memiliki nilai kebenaran yang nisbi (realtif) dan tajribi (eksprimentatif) atau dengan istilah al-haqiqah at-tajribiyah.
Kebenaran yang mutlak harus dijadikan burhan atau alat untuk mengukur kebenaran yang nisbi. Jangan sampai terbalik, justru kebenaran yang mutlak diragukan karena bertentangan dengan kebenaran yang nisbi (relatif dan eksprimentatif). Sejarah ilmu pengetahuan sudah membuktikan bahwa suatu penemuan atau teori yang dianggap benar pada satu masa digugurkan kebenarannya pada masa yang akan datang. Hal itu disebabkan keterbatasan manusia dalam mengamati, menyelidiki, dan menyimpulkan segala fenomena yang ada dalam alam semesta. Oleh sebab itu jika terjadi pertentangan antara kesimpulan yang didapat oleh manusia dari al kaun dengan wahyu, maka yang harus dilakukan adalah menguji kembali kesimpulan tersebut, atau menguji kembali pemahaman manusia terhadap wahyu. Logikanya, wahyu dan alam semesta semuanya berasal dari Allah set. yang Mahabenar, mustahil terjadi pertentangan satu sama lain.
Hikmah mengimani ilmu Allah swt.
Pertama, membuat manusia sadar bahwa betapa tidak berarti dirinya dihadapan Allah swt., sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut dibandingkan dengan air laut secara keseluruhan. Oleh karena itu manusia tidak ada alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu menjadi penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepada Yang Maha Mengetahui segalanya. Seharusnya manusia menjadikan ilmu untuk alat ber-taqarub kepada-Nya, sebagaimana perilaku para ulil albab.
Kedua, dengan menyadari bahwa ilmu Allah swt. sangat luas, tidak ada satupun –betapa pun kecil dan halusnya– yang luput dari ilmu-Nya, maka manusia akan dapat mengontrol tingkah laku, ucapan amalan batinnya sehingga selalu sesuai dengan yang diridhai Allah swt.
Ketiga, keyakinan terhadap ilmu Allah swt. akan menjadi terapi yang ampuh untuk segala penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan lainnya. Maka dalam pemahamannya adalah dengan mengaplikasikan sifat Allah swt. tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari, berusaha melaksanakan perintah dan larangan-Nya baik di tempat ramai maupun sunyi. Kita tidak lagi terpengaruh dengan “diketahui” atau “tidak diketahui” oleh orang lain untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu. Karena kita menyadari betapa Allah swt. Maha Mengetahui yang pasti selalu melihat, mendengar, memperhatikan apa yang kita lakukan di mana dan kapan saja.
Di zaman salafus saleh, kita masih ingat kisah seorang gadis shalihah dengan ibunya menjual susu. Suatu saat ibunya menyuruh dagangannya untuk dicampur dengan air, agar mendapatkan untung yang lebih. Namun putrinya menolak. “Bukankah Khalifah Umar tidak melihat?” kata sang ibu. “Tapi Tuhannya Umar mengetahui, Bu!” kata putrinya. Tak disangka percakapan itu didengar Umar bin Khaththab. Maka gadis shalihah tersebut dipinang untuk putra Umar sang Khalifah. Dan kita pun tahu persis bahwa dari seorang wanita shalihah ini, akhirnya menurunkan seorang cucu yang menjadi tokoh besar dalam sejarah: Umar Bin Abdul ‘Aziz yang legendaris.
Juga kisah seorang anak gembala dengan sekian banyak gembalaan milik tuannya. Suatu saat Umar bin Khaththab menguji kekuatan muraqabatullah-nya. Dikatakan kepada anak itu bahwa kambingnya akan dibeli dengan harga yang lebih. Namun anak itu menolak. “Kamu bisa mengatakan kepada tuanmu kambingnya dimakan binatang buas,” kata Umar r.a. “Lantas di mana Allah?” tanya anak tersebut. Subhanallah..!.
Sebenarnya bagi seorang muslim yang sudah ber-iltizam akan selalu merasa tenang, bahagia karena segala amal kebaikannya, tidak akan dirugikan sedikitpun, baik diketahui ataupun tidak oleh orang lain, kerena dia yakin bahwa Allah swt. telah mengawasinya. Sehingga seorang mukmin sejati akan senantiasa beramal dengan ikhlas karena Allah swt. semata, bukan karena guru ngajinya, apalagi karena calon istri ataupun mertuanya.
Tidak bangga karena pujian, tidak merasa lemah karena celaan. Tetap semangat walau tak diketahui orang, tak takabur ketika dilihat banyak orang. Juga tak takut dengan kegagalannya, atau tak bangga diri dengan keberhasilannya. Apapun yang terjadi tak akan mengoncangkan jiwanya, atau merusak muamalah dengan saudaranya, atau bahkan membahayakan akidahnya.
“Dan katakanlah; bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)
Bahwasanya ilmu Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, yang dahulu, sekarang, ataupun besok, baik yang ghaib maupun yang nyata.
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi.”(QS. Al-Hajj: 70)
“Dialah Allah, Yang tiada Tuhan selain Dia. Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hasyr: 22)
Tak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah swt. Sebutir biji di dalam gelap gulita bumi yang berlapis tetap diketahui Allah swt. “Di sisi-Nya segala anak kunci yang ghaib, tiadalah yang mengetahui kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa-apa yang ada di daratan dan di lautan. Tiada gugur sehelai daun kayu pun, melainkan Dia mengetahuinya, dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita bumi dan tiada pula benda yang basah dan yang kering, melainkan semuanya dalam Kitab yang terang.” (QS. Al-An’am: 59)
Ilmu Allah swt. maha luas, tak terjangkau, dan tak terbayangkan oleh akal pikiran, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi serta yang mengaturnya. Manusia, malaikat, dan makhluk manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Allah swt. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Tentang tubuhnya sendiri saja, tidak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai manusia. Semakin didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau, semakin banyak misteri yang harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak manusia masih merupakan hal yang teramat rumit untuk dikaji.
Belum lagi tentang astronomi. Berapa banyak bintang, galaksi di langit, berapa jauhnya, bagaimana cara mencapainya, proses terjadinya, apakah ada penghuninya, dan seterusnya. Jika kita menatap ke luar angkasa betapa kecil bumi ini bagaikan debu bahkan lebih kecil dari itu. Andaikan saja ada manusia yang menguasai planet bumi sebagai miliknya pribadi, maka di hadapan alam di ruang angkasa ini dia hanyalah memiliki debu tak berarti. Jika saja ada manusia menguasai bumi, dia hanya menguasai debu. Sementara kekuasaan, kerajaan Allah swt. tak akan tertandingi sedikitpun jua.
Allah swt. menggambarkan betapa kecil dan tak berdayanya manusia bila dibandingkan dengan ilmu Allah swt., dengan perumpamaan air laut bahkan tujuh lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat Allah swt., niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah tersebut dituliskan.
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)
“Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman: 27).
Allah swt. telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isi dan peristiwa yang terkandung di dalamnya merupakan fenomena yang sangat mengesankan dan menakjubkan akal serta hati sanubari manusia. Itulah alam semesta atau al-kaun (universum). Simaklah firman Allah swt. berikut ini:
“Dia lah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 24).
Hendaknya manusia senantiasa men-taddaburi ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun kauniyah. Karena di sana terdapat lautan ilmu-Nya, serta dorongan untuk mengkaji maupun mengimplementasikannya. “Hai jama’ah jin dan manusia jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman: 33). Dengan ayat ini manusia akan mengerti jika ingin menembus langit diperlukan energi yang besar.
Maka dengan segala bahan-bahan yang ada di alam ini manusia harus mampu mengkonversi energi tersebut. Masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya. Allah swt. telah menciptakan alam beserta isi dan sistemnya dan juga telah mengajarkannya kepada manusia. Dengan mencermati Al-Qur’an, akan melahirkan kajian-kajian yang lebih detail tentang keberadaan ciptaan-Nya.
Timbulnya ilmu pengetahuan disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang berkemauan hidup bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu, manusia menggunakan akal pikirannya. Mereka menengadah ke langit, memandang alam sekitarnya dan melihat dirinya sendiri. Dalam hal ini memang telah menjadi qudrat dan iradat Nya, bahwa manusia dapat memikirkan sesuatu kebutuhan hidupnya. Telah tercantum dalam Al-Qur’an perintah Allah swt.: “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Yunus: 101).
Hasil dari pemikiran manusia itu melahirkan ilmu pengetahuan dengan berbagai cabangnya. Maka ilmu pengetahuan bukanlah musuh atau lawan dari iman, melainkan sebagai wasailul hayah (sarana kehidupan) dan juga nantinya yang akan membimbing ke arah iman. Sebagaimana kita ketahui, banyak ahli ilmu pengetahuan yang berpikir dalam, telah dipimpin oleh pengetahuannya kepada suatu pandangan, bahwa di balik alam yang nyata ini ada kekuatan yang lebih tinggi, yang mengatur dan menyusunnya, memelihara segala sesuatu dengan ukuran dan perhitungan.
Herbert Spencer dalam tulisannya tentang pendidikan, menerangkan sebagai berikut: “Pengetahuan itu berlawanan dengan khurafat, tetapi tidak berlawanan dengan agama. Dalam kebanyakan ilmu alam kedapatan paham tidak bertuhan (atheisme), tetapi pengetahuan yang sehat dan mendalami kenyataan, bebas dari paham yang demikian itu. Ilmu alam tidak bertentangan dengan agama. Mempelajari ilmu itu merupakan ibadat secara diam, dan pengakuan yang membisu tentang keindahan sesuatuyang kita selidiki dan kita pelajari, dan selanjutnya pengakuan tentang kekuasaany Penciptanya. Mempelajari ilmu alam itu tasbih (memuji Tuhan) tapi bukan berupa ucapan, melainkan tasbih berupa amal dan menolong bekerja. Pengetahuan ini bukan mengatakan mustahil akan memperoleh sebab yang pertama, yaitu Allah.”
“Seorang ahli pengetahuan yang melihat setitik air, lalu dia mengetahuinya bahwa air itu tersusun dari oksigen dan hidrogen, dengan perbandingan tertentu, dan kalau sekiranya perbandingan itu berubah, niscaya air itu akan berubah pula menjadi sesuatu yang bukan air. Maka dengan itu ia akan meyakini kebesaran Pencipta, kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya orang yang bukan ahli dalam ilmu alam, akan melihatnya tidak lebih dari setitik air.”
Manusia sejak zaman dahulu telah mengerahkan daya akal untuk menyelidiki rahasia serta mencari hubungannya dengan kebutuhan dan tujuan hidupnya di atas bumi ini. Maka lahirlah para ahli ilmu alam seperti astronom, meteorolog, geolog, fisikawan, dan sebagainya, beserta para ahli filsafatnya di bidang tersebut.
Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan diciptakannya samapai sekarang ini tak berubah dan kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis, bergerak atau berubah.
Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh adanya red shift, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat. Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menentukan macam atom yang terbentuk.
Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari 30 menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan didominasi oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur berat akan dominan.
Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus Einstein, E = mc2. Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai dan meteri semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari meteri dan sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan bahwa materi larut dalam panas radiasi, seperti garam larut di air.
Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen. Bola-bola gas masa galaksi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000 tahun cahaya dan masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun mulai bercahaya.
Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama makin besar.
Proses kondensasi bintang pembentukan planet membutuhkan waktu beberapa ratus juta tahun. Kita mengetahui bahwa bulan bergerak menjauhi bumi, hal ini berarti bahwa beberapa milyar tahun yang lalu bumi dan bulan itu satu, dan bulan merupakan pecahan dari bumi yang memisahkan diri. Firman Allah swt.:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman.” (QS. Al Anbiya: 30)
Konsep ini jelas menunjang teori kedinamisan alam semesta. Orang Rusia, berdasarkan umur batu bulan, telah menetapkan bahwa bulan berumur 4,5 milyar tahun.
Dalam mempelajari red shift, jarak diukur dengan tahun cahaya, bukan dengan kilometer. Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik, sedangkan beberapa galaksi beberapa juta tahun cahaya jauhnya. Pada waktu kita memandang galaksi yang sangat jauh itu, sebetulnya kita sedang meneropong jauh ke masa yang silam. Dalam mempelajari galaksi yang jauhnya satu milyar tahun cahaya , sebetulnya membuktikan bahwa satu milyar tahun yang lalu alam semesta ini mengembung dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sekarang. Hal ini berarti pula bahwa kita berada di alam semesta yang dinamis, bukan statis.
Lain dari itu penurunan kecepatan mengembung meramalkan bahwa pada suatu waktu pengembungan itu akan berhenti, kemudian berkontraksi, pada akhirnya kembali kepada situasi kepadatan seperti asalnya lebih kurang lima milyar tahun yang lalu.
Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa alam semesta ini mengembung dan mengempis. Untuk lebih lanjut perhatikan uraian George Gemov dalam bukunya The Creation of the Universe, hal. 36: “…bahwa tekanan raksasa yang terjadi pada permulaan sejarah alam semesta, adalah akibat dari suatu kehancuran yang terjadi sebelumnya , dan bahwa pengembungan yang sekarang ini sebenarnya hanyalah suatu gerak kembali yang elastis yang terjadi segera setelah tercapai kepadatan maksimun yang diizinkan.”
Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana besarnya tekanan yang tercapai pada kepadatan yang maksimum itu, tetapi menurut semua petunjuk tekanan itu sungguh-sungguh amat tinggi. Besar kemungkinan seluruh massa alam semesta yang mempunyai kemungkinan bentuk yang bagaimanapun dalam masa pra kehancuran telah dimusnahkan secara sempurna, dan bahwa atom-atom dan intinya telah dipecahkan menjadi proton, neutron, dan elektron serta partikel dasar lainnya, jadi tak ada satupun yang bisa dituturkan tentang masa alam sebelum pemadatan alam semesta itu. Segera setelah kepadatan massa alam semesta itu mencapai titik maksimum, kepadatan yang sangat tinggi itu hanya bertahan dalam waktu sebentar saja.
Segala sesuatu yang berada dalam alam semesta, adalah merupakan ciptaan (makhluk) Allah swt. sebegai refleksi dan manifestasi dari wujud Allah swt. dengan segala sifat kesempurnaan-Nya. Karena itu manusia tidak habis-habisnya mengagumi isi al-kaun ini terus mengambil pelajaran dan ibroh yang bermanfaat dari padanya.
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihtaanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS. Al Mulk: 3-4)
Tegaknya langit, keseimbangan benda-benda langit sesuai dengan ciptaan dan pengaturan dari Penciptanya.
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).” (QS. Ar Rahman: 7)
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidaka tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Faathir: 41)
Ayat di atas menyatakan adanya semacam penahan yang membawa kepada ketenangan benda-benda langit, meskipun benda-benda langit itu saling bergerak. Hal ini menunjukkan kenyataan kebenarannya terhadap umat manusia.
Para ahli fisika sudah cukup lama mengenal gaya gravitasi antara benda-benda bermassa yang bekerja secara luas dalam alam ini. Setelah Issac Newton pada tahun 1686 merumuskan hukum gravitasi, maka orang dapat dengan mudah memahami dan menerangkan berbagai peristiwa dalam jagat raya ini. Hukum-hukum Kepler yang sudah ada sebelum Newton, ternyata dapat dipahamkan sebagai akibat saja dari hukum gravitasi Newton tersebut.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa universum itu berjalan dengan eksak, kokoh, teratur, rapi, dan harmonis, yang tidak akan ada habis-habisnya menjadi tantangan yang menakjubkan bagi manusia. Setelah beriman kepada Allah, maka menjadi mudah bagi kita untuk menerima bahwa hukum-hukum itu adalah sunatullah atau aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah bagi makhluk-Nya yang tidak berubah-ubah.
“Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui perubahan bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.” (QS. Faathir: 43)
Demikianlah Allah swt. telah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, seimbang, beraturan, sistemik. Maka Dia jualah yang paling tahu hakikat dan tujuan penciptaa-Nya, dan telah dikabarkannya ciptaan Allah swt. itu kepada manusia. Manusia telah diperintahkan untuk bertafakur atas ciptaan-Nya, sehingga mampu memanfaatkannya. Dan agar manusia mampu mengenal pencipta-Nya serta mengagungkan-Nya; Dia lah Allah swt. tiada Tuhan selain-Nya. Dengan ilmu-Nya Allah mengajarkan kepada hamba-Nya apa-apa yang telah diciptakan dengan proses terjadinya, sehingga manusia akan menjadi tahu dan berilmu. Setelah itu akan lahir cabang-cabang ilmu pengetahuan yang menyebar ke setiap penjuru ufuk kehidupan manusia. Dengan ilmunya manusia diharapkan menemukan kebenaran dan menjadikannya sebagai landasan kehidupan.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilat: 53)
Ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah
Allah swt. menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia dengan dua jalan. Pertama, dengan ath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat qauliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham secara kepada makhluk-Nya di alam semesta ini (baik makhluq hidup maupun yang mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena tak melalui perantaraan malaikat Jibril, maka bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut juga dengan ayat-ayat kauniyah.
Wahyu dalam pengertian ishtilahi adalah: “kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang menjadi hudan (petunjuk) bagi umat manusia”, baik yang diturunkan langsung, dari belakang tabir (min wara’ hijab) maupun yang diturunkan melalui malaikat Jibril, seperti firman Allah swt: “Tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seseorang (malaikat) lalu diwahyukan kepadaNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi maha Bijaksana” (QS. Asy Syura: 51)
Pengertian wahyu secara ishtilahi perlu dipertegas karena makna wahyu secara lughawi memiliki pengertian yang bermacam-macam, antara lain:
1. Ilham Fithri, seperti wahyu yang diberikan kepada ibu Nabi Musa untuk menyusukan Musa yang masih bayi.
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil)…” (QS. Al-Qashash: 7).
2. Instink Hayawan, seperti wahyu yang diberikan kepada lebah untuk bersarang di bukit-bukit, pohon-pohon, dan dimana saja dia bersarang.
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia” (QS. An-Nahl: 68).
3. Isyarat, seperti yang diwahyukan oleh Nabi Zakaria kepada kaumnya untuk bertasbih pagi dan sore.
“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang” (QS. Maryam: 11).
4. Perintah Allah kepada malaikat, untuk mengerjakan sesuatu seperti perintah Allah kepada malaikat untuk membantu kaum muslimin dalam Perang Badar.
“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat; Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman…” (QS. Al Anfal: 12).
5. Bisikan syaitan
“…Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musrik.” (QS. Al-An’am: 121).
Dalam ayat tersebut ada kata layuhuna (mewahyukan) yang berarti membisikkan.
6. Hadits Qudsi, juga termasuk dalam wahyu (hadits yang maknanya dari Allah swt., sedangkan redaksinya dari Rasulullah saw.)
7. Hadits Nabawiy, (makna dan redaksinya dari Rasulullah saw.) karena pada hakekatnya apa saja yang berasal dari Rasulullah saw. mempunyai nilai wahyu.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah dia; dan bertakwa-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.” (QS. Al-Hasyr: 7)
Ayat-ayat qauliyah mengisyaratkan kepada manusia untuk mencari ilmu alam semesta (ayat-ayat kauniyah), oleh sebab itu manusia harus berusaha membacanya, mempelajari, menyelidiki dan merenungkannya, untuk kemudian mengambil kesimpulan. Allah swt. berfirman: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq:1-5)
“Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Ar Ra’du: 3)
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ra’du: 4)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191)
Dengan mempelajari, mengamati, menyelidiki, dan merenungkan alam semesta (al-kaun) dengan segala isinya, manusia dapat melahirkan berbagai disiplin ilmu seperti: Kosmologi, Astronomi, Botani, Meterologi, Geografi, Zoologi, Antropologi, Psikologi, dan sebagainya. Sedangkan dari mempelajari wahyu manusia melahirkan berbagai disiplin ilmu seperti: Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, dan sebagainya.
Dengan memahami bahwa semua ilmu itu adalah dari Allah swt., maka dalam mendalami dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan pun (al-kaun) harus mengacu firman Allah swt. sebagai referensi, sehingga akan semakin meneguhkan keimanan. Selain itu penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terkendali serta mengenal adab.
Sebagai misal dalam dunia teknologi kedokteran, pengalihan sperma ke sebuah rahim seorang wanita –dalam proses bayi tabung– harus memperhatikan sperma itu diambil dari siapa diletakkan ke rahim siapa. Proses kesepakatan, perizinan juga harus jelas. Jangan sampai bayi lahir menjadi tidak jelas nasabnya.
Di bidang astronomi tidak boleh diselewengkan untuk meramal nasib, padahal antara keduanya tak ada hubungan sama sekali. Dalam hal menikmati keindahan alam, akan menjadi suatu kedurhakaan jika dalam menikmatinya dengan membangun vila-vila untuk berbuat maksiat. Namun seorang mukmin menjadikan alam semesta adalah untuk tafakur agar dekat dengan-Nya.
Konsep Kebenaran Ilmu
Wahyu (Al-Qur’an dan As-Sunnah) memiliki nilai kebenaran yang mutlak (al-haqiqah al-muthlaqah) karena langsung berasal dari Allah swt. dan Rasul-Nya. Tetapi pemahaman terhadap wahyu yang memungkinkan beberapa alternatif pemahaman tidaklah bersifat mutlak. Sedangkan ilmu yang didapat dari alam semesta memiliki nilai kebenaran yang nisbi (realtif) dan tajribi (eksprimentatif) atau dengan istilah al-haqiqah at-tajribiyah.
Kebenaran yang mutlak harus dijadikan burhan atau alat untuk mengukur kebenaran yang nisbi. Jangan sampai terbalik, justru kebenaran yang mutlak diragukan karena bertentangan dengan kebenaran yang nisbi (relatif dan eksprimentatif). Sejarah ilmu pengetahuan sudah membuktikan bahwa suatu penemuan atau teori yang dianggap benar pada satu masa digugurkan kebenarannya pada masa yang akan datang. Hal itu disebabkan keterbatasan manusia dalam mengamati, menyelidiki, dan menyimpulkan segala fenomena yang ada dalam alam semesta. Oleh sebab itu jika terjadi pertentangan antara kesimpulan yang didapat oleh manusia dari al kaun dengan wahyu, maka yang harus dilakukan adalah menguji kembali kesimpulan tersebut, atau menguji kembali pemahaman manusia terhadap wahyu. Logikanya, wahyu dan alam semesta semuanya berasal dari Allah set. yang Mahabenar, mustahil terjadi pertentangan satu sama lain.
Hikmah mengimani ilmu Allah swt.
Pertama, membuat manusia sadar bahwa betapa tidak berarti dirinya dihadapan Allah swt., sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut dibandingkan dengan air laut secara keseluruhan. Oleh karena itu manusia tidak ada alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu menjadi penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepada Yang Maha Mengetahui segalanya. Seharusnya manusia menjadikan ilmu untuk alat ber-taqarub kepada-Nya, sebagaimana perilaku para ulil albab.
Kedua, dengan menyadari bahwa ilmu Allah swt. sangat luas, tidak ada satupun –betapa pun kecil dan halusnya– yang luput dari ilmu-Nya, maka manusia akan dapat mengontrol tingkah laku, ucapan amalan batinnya sehingga selalu sesuai dengan yang diridhai Allah swt.
Ketiga, keyakinan terhadap ilmu Allah swt. akan menjadi terapi yang ampuh untuk segala penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan lainnya. Maka dalam pemahamannya adalah dengan mengaplikasikan sifat Allah swt. tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari, berusaha melaksanakan perintah dan larangan-Nya baik di tempat ramai maupun sunyi. Kita tidak lagi terpengaruh dengan “diketahui” atau “tidak diketahui” oleh orang lain untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu. Karena kita menyadari betapa Allah swt. Maha Mengetahui yang pasti selalu melihat, mendengar, memperhatikan apa yang kita lakukan di mana dan kapan saja.
Di zaman salafus saleh, kita masih ingat kisah seorang gadis shalihah dengan ibunya menjual susu. Suatu saat ibunya menyuruh dagangannya untuk dicampur dengan air, agar mendapatkan untung yang lebih. Namun putrinya menolak. “Bukankah Khalifah Umar tidak melihat?” kata sang ibu. “Tapi Tuhannya Umar mengetahui, Bu!” kata putrinya. Tak disangka percakapan itu didengar Umar bin Khaththab. Maka gadis shalihah tersebut dipinang untuk putra Umar sang Khalifah. Dan kita pun tahu persis bahwa dari seorang wanita shalihah ini, akhirnya menurunkan seorang cucu yang menjadi tokoh besar dalam sejarah: Umar Bin Abdul ‘Aziz yang legendaris.
Juga kisah seorang anak gembala dengan sekian banyak gembalaan milik tuannya. Suatu saat Umar bin Khaththab menguji kekuatan muraqabatullah-nya. Dikatakan kepada anak itu bahwa kambingnya akan dibeli dengan harga yang lebih. Namun anak itu menolak. “Kamu bisa mengatakan kepada tuanmu kambingnya dimakan binatang buas,” kata Umar r.a. “Lantas di mana Allah?” tanya anak tersebut. Subhanallah..!.
Sebenarnya bagi seorang muslim yang sudah ber-iltizam akan selalu merasa tenang, bahagia karena segala amal kebaikannya, tidak akan dirugikan sedikitpun, baik diketahui ataupun tidak oleh orang lain, kerena dia yakin bahwa Allah swt. telah mengawasinya. Sehingga seorang mukmin sejati akan senantiasa beramal dengan ikhlas karena Allah swt. semata, bukan karena guru ngajinya, apalagi karena calon istri ataupun mertuanya.
Tidak bangga karena pujian, tidak merasa lemah karena celaan. Tetap semangat walau tak diketahui orang, tak takabur ketika dilihat banyak orang. Juga tak takut dengan kegagalannya, atau tak bangga diri dengan keberhasilannya. Apapun yang terjadi tak akan mengoncangkan jiwanya, atau merusak muamalah dengan saudaranya, atau bahkan membahayakan akidahnya.
“Dan katakanlah; bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)
Langganan:
Postingan (Atom)